Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi seseorang melakukan persiapan cast off (freepik.com/bublikhaus)

Indramayu, IDN Times - Seorang nelayan bernama Umin (50 tahun) dilaporkan hilang di perairan Desa Limbangan, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada Jumat (21/2/2025) pagi.

Hilangnya Umin menambah daftar insiden nelayan yang mengalami kecelakaan laut di wilayah tersebut dalam beberapa bulan terakhir.

1. Korban diduga terjatuh ke laut

ilustrasi lautan (freepik.com/freestockcenter)

Kepala Kantor SAR Bandung, Ade Dian Permana menjelaskan, Umin berangkat melaut seorang diri sekitar pukul 03.00 WIB. Biasanya, ia kembali setelah beberapa jam menangkap ikan, namun kali ini tidak kunjung kembali.

Seorang nelayan lain menemukan perahu milik Umin mengapung di laut tanpa awak, memicu dugaan bahwa ia terjatuh ke laut.

“Dugaan sementara, korban terjatuh saat sedang mencari ikan. Sampai saat ini, belum ada saksi yang melihat langsung bagaimana korban bisa jatuh ke laut,” ujar Ade dalam keterangannya pada Jumat (21/2/2025).

Menurut Ade, kemungkinan besar Umin terpeleset atau tersapu ombak besar. Beberapa nelayan yang berada di sekitar lokasi kejadian juga tidak melihat langsung insiden tersebut.

Setelah menerima laporan, tim SAR segera bergerak cepat. Tim rescue dari Pos SAR Cirebon diterjunkan ke lokasi kejadian untuk melakukan pencarian dan pertolongan. Selain itu, aparat juga melakukan koordinasi dengan keluarga korban dan masyarakat nelayan setempat.

2. Penyisiran dilakukan tim SAR gabungan

Basarnas mengevakuasi jenazah salah satu mahasiswa Unissula Semarang yang tewas tenggelam. (IDN Times/Dok Humas Basarnas Semarang)

Dalam upaya pencarian, tim rescue mengerahkan satu unit perahu karet untuk menyisir area sekitar titik ditemukannya perahu korban. Tak hanya tim SAR, pencarian juga melibatkan nelayan setempat, Polairud Indramayu, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu.

“Metode pencarian yang kami lakukan mencakup penyisiran permukaan air menggunakan perahu karet serta koordinasi dengan nelayan yang berada di sekitar lokasi kejadian. Kami juga mengimbau nelayan lain untuk melaporkan jika menemukan tanda-tanda keberadaan korban,” kata Ade.

Tim SAR akan melakukan pencarian hingga beberapa hari ke depan, sesuai dengan prosedur standar pencarian dan pertolongan bagi korban kecelakaan laut. Jika korban belum ditemukan dalam tujuh hari, pencarian akan dievaluasi untuk menentukan langkah selanjutnya.

3. Cuaca buruk terjadi di perairan Indramayu

Hujan deras dan angin kencang masih melanda kota Kupang dan sekitarnya

Kondisi cuaca menjadi faktor yang cukup krusial dalam pencarian ini. Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), perairan di wilayah Indramayu dalam beberapa hari terakhir terpantau berombak cukup tinggi dengan kecepatan angin yang relatif kencang.

“Kami terus memantau kondisi cuaca karena bisa berdampak pada efektivitas pencarian. Faktor ini juga menjadi penyebab utama kecelakaan laut yang menimpa nelayan,” tutur Ade.

SAR juga mengimbau agar para nelayan lebih waspada dan menggunakan perlengkapan keselamatan saat melaut. Penggunaan jaket pelampung dan alat komunikasi dinilai penting untuk meminimalkan risiko kecelakaan laut.

Selain pencarian di laut, tim SAR juga melakukan pemantauan di sepanjang garis pantai untuk mengantisipasi kemungkinan korban terbawa arus ke daratan.

Warga yang tinggal di sekitar pantai diminta untuk segera melapor jika menemukan tanda-tanda keberadaan korban.

Hingga saat ini, pencarian masih berlangsung dengan fokus utama di sekitar lokasi ditemukannya perahu korban. Tim SAR berjanji akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk menemukan Umin dan memastikan keselamatan para nelayan yang terlibat dalam pencarian.

Editorial Team