Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Modifikasi Cuaca di Jabar Diintensifkan hingga Malam Hari

Pemerintah melaksanakan operasi modifikasi cuaca (OMC) lanjutan tahap dua pada 11 sampai 20 Maret 2025 (dok. BNPB)
Intinya sih...
  • Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengintensifkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) mulai 11 Maret 2025.
  • OMC dilakukan untuk mengurangi intensitas hujan mencegah banjir, dengan menaburkan Natrium Klorida ke awan.
  • Operasi ini bertujuan menggeser awan yang menyebabkan hujan besar dari daratan Jawa Barat, pindah ke pantai selatan atau pun waduk.

Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengintensifkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMG) mulai 11 Maret 2025. Hal ini dilakukan lantaran kondisi hujan masih turun di setiap malam hari dengan intensitas mulai sedang hingga tinggi.

OMC di wilayah Provinsi Jawa Barat yang dilakukan bersama BNPB dan BMKG, untuk mengurangi intensitas hujan mencegah banjir, dan bencana alam lainnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Jabar Herman Suryatman mengatakan, modifikasi cuaca diintensifkan menjadi dua kali lipat dari sebelumnya. "Malam hari kita belum ada treatment. Tadi kami sudah komunikasi dengan Deputi BNPB. Mulai malam ini dilakukan operasi modifikasi cuaca malam," ujar Sekda Herman, Selasa (18/3/2025).

1. Penambahan waktu modifikasi cuaca

ilustrasi cuaca ekstrem (freepik.com/creativeart)

Pada hari pertama hingga saat ini, operasi masih dilakukan pada siang hari, sementara intensitas hujan di malam hari meningkat, sehingga perlu dilakukan modifikasi cuaca serupa dengan menaburkan Natrium Klorida ke awan. 

"Tiga (kali) di siang dan tiga di malam. Itu langsung di handle BNPB," ucapnya.

Modifikasi cuaca di Jawa Barat dilakukan dengan menerbangkan pesawat dari Lanud Husein Sastranegara, kemudian menebarkan Natrium Klorida (NaCl) di atas awan ke beberapa titik tertentu. Per hari pesawat mampu mengangkut 2,4 ton NaCI.

Dengan peningkatan ini, dalam sehari pesawat melakukan enam kali mengangkut 4,8 ton NaCl dalam operasi modifikasi cuaca di sejumlah wilayah Jabar yang berpotensi terjadi curah hujan tinggi.

2. Modifikasi cuaca hanya mengurangi intensitas hujan

Persiapan BNPB untuk melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di area Jadebotabek. (Dokumentasi BNPB)

Sebelumnya, Deputi Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto mengatakan, modifikasi cuaca dilakukan agar dapat menggeser awan yang menyebabkan hujan besar dari daratan Jawa Barat, pindah ke pantai selatan atau pun waduk.

"Sehingga seluruh permukaan Jawa Barat masih mampu menampung air hujan yang turun, sehingga tidak mengakibatkan banjir," ujar Tri Handoko.

Operasi ini, dijelaskannya, hanya menurunkan intensitas hujan terutama di wilayah yang berpotensi bencana dengan perkirakan dapat mengurangi curah hujan antara 30-60 persen. "Jadi kalau curah hujannya 100 mm, setelah disemai hujannya akan berkurang segitu," katanya.

3. Mampu mengurangi 30-60 persen besaran hujan

Ilustrasi jalan tergenang usai hujan lebat. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Modifikasi cuaca yang kini dilakukan juga bertujuan untuk mengurangi intensitas hujan di wilayah daratan. Jika sudah terlihat awan yang berpotensi menjadi hujan lebat di daratan, maka akan dimodifikasi dengan menabur kalsium oksida, kapur tohor atau CaO.

"Begitu awan tumbuh, kita semai dengan bahan tertentu CaO supaya yang tadinya sangat lebat kalau tidak kita apa-apakan, dia menjadi lebat atau bahkan sedang," katanya.

Tri menambahkan, modifikasi cuaca ini kemungkinan mampu mengurangi curah hujan ekstrem yang turun antara 30 sampai 60 persen. 

"Kita set operasinya sekitar 30 sampai 60 persen pengurangan curah hujannya. Kalau awalnya 100 hujan milimeter (satuan hujan yang jatuh) misalnya, ya kita kurangi 30 menjadi 70 milimeter sampai 60 menjadi 40 milimeter," ungkapnya.

Modifikasi cuaca menurut Tri, akan memberikan efek yang berbeda-beda, hal ini tergantung dari umur awan. Misalnya awan kumulus, itu hanya memerlukan waktu satu jam untuk disemai garam dan akan turun hujan. 

"Karena awan ada fasenya. Kalau awan-awan yang sudah seperti kumulus kalau kita semai itu bisa dalam waktu satu jam kemudian jadi hujan. Kalau sudah sangat matang, belum kelihatan ya sangat matang itu mungkin 10 menit jadi hujan," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
Azzis Zulkhairil
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us