Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Mereka yang Berlebaran Bersama Deru Kereta Api di Stasiun Cirebon

Railfans di Stasiun Cirebon

Cirebon, IDN Times - Di tengah hiruk pikuk Stasiun Cirebon, Kota Cirebon, Jawa Barat, yang ramai, deru roda besi bersahutan dengan suara pengumuman menggema di langit-langit peron. Aroma lebaran menggantung di udara. Senyum-senyum rindu bertebaran, menyambut kepulangan yang dinanti.

Namun di antara lautan penumpang yang memeluk libur, ada sekelompok anak muda yang justru memilih menetap bukan di rumah, melainkan di stasiun. Mereka adalah para Railfans.

Pecinta kereta api yang tak sekadar mengabadikan lokomotif dalam jepretan kamera, tetapi juga mengabdikan hati untuk kelancaran perjalanan para pemudik.

1. Bukan pegawai atau juga staf

Railfans di Stasiun Cirebon

Di wilayah Daop 3 Cirebon, pemandangan itu nyata. Sejak awal April 2025, lebih dari 45 anggota dari tiga komunitas—Indonesian Railways Preservation Society (IRPS), Komunitas Edan Sepur Cirebon, dan Komunitas Railfans Daop 3 (KRD3) terlibat aktif di lima stasiun: Cirebon, Cirebon Prujakan, Jatibarang, Haurgeulis, dan Brebes.

Mereka tidak dibayar, tidak pula diwajibkan untuk terlibat dalam aktivitas mudik. Tapi mereka datang, berdiri di peron dan ruang tunggu, membantu siapa saja yang tampak bingung, lelah, atau hanya butuh arah.

“Kami tidak sedang libur, kami sedang bertugas dengan hati,” kata Eka Junizar, salah satu relawan dari KRD3, yang mengenakan rompi oranye ‘Railfans’ di Stasiun Cirebon, Jumat (4/4/2025).

Eka bukan pegawai KAI, bukan pula staf keamanan. Ia masih berstatus mahasiswa, tapi cintanya pada kereta api telah membawanya jauh melampaui status dan usia.

Bersama kawan-kawannya, Eka menjadi jembatan antara informasi dan kenyamanan. Ia menyambut penumpang, memberi tahu jadwal keberangkatan, membantu lansia naik ke gerbong, dan sesekali ikut tersenyum saat seorang anak kecil melambaikan tangan ke arah masinis.

2. Pemuda yang hidupkan suasana stasiun

ilustrasi seseorang menunggu kereta api (freepik.com/freepik)

Menurut Manager Humas KAI Daop 3 Cirebon, Muhibbuddin, keterlibatan Railfans dalam posko Angkutan Lebaran bukan hal baru, tapi selalu menghadirkan semangat yang segar.

“Mereka rela berlebaran di stasiun, bukan karena kewajiban, tapi karena cinta. Kami sangat mengapresiasi itu. Mereka hadir sebagai mitra yang meringankan, menghidupkan suasana stasiun dengan semangat muda yang tulus," kata Muhibbudin.

Di balik peron, mereka tak hanya menjadi relawan biasa. Railfans juga aktif berkoordinasi langsung dengan kepala stasiun dan petugas keamanan.

Mereka membantu menyampaikan informasi penting, dari perubahan jalur, keterlambatan kereta, hingga pengaturan arus penumpang. Semua dilakukan dengan komunikasi cepat, efisien, dan penuh respek.

“Ini bukan sekadar hobi. Ini cara kami mengabdi,” ujar seorang anggota IRPS sambil memegang handy talky.

Terdengar suara dari ujung lain, mengabarkan kedatangan KA Tegal Bahari. Ia tersenyum melangkah ke arah papan informasi digital dan bersiap menyambut rombongan penumpang.

Dedikasi para Railfans ini tidak berhenti pada momentum Lebaran saja, karena mereka juga aktif dalam posko angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru), bakti sosial, edukasi keselamatan di perlintasan sebidang, serta berbagai agenda yang melibatkan pelayanan publik dan edukasi masyarakat tentang perkeretaapian.

“Kami ingin kereta api dicintai masyarakat,” kata Eka, penuh kesungguhan.

“Bukan hanya karena kecepatannya, tapi karena kisah-kisah yang menyertainya. Karena pengalaman naik kereta selalu menyimpan kenangan," ujarnya.

3. Mengenal arti perjalanan dari sebuah kereta api

Seorang penumpang kereta api membawa dia koper saat masuk ke dalam gerbong. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Mereka tahu kereta bukan sekadar moda transportasi. Kereta adalah jembatan antara kampung dan kota, antara rindu dan temu. Dan di setiap lebaran, ketika ribuan orang pulang membawa harapan, Railfans memilih tinggal untuk memastikan harapan itu sampai dengan selamat.

Mereka tidak mengenal hari libur, tapi mereka mengenal arti dari sebuah perjalanan.

Maka ketika lonceng keberangkatan berbunyi dan kereta melaju membawa senyum-senyum pemudik ke kampung halaman, para Railfans hanya berdiri di ujung pero melambai pelan, sebelum kembali menyambut yang berikutnya.

Di balik layar, mereka adalah pahlawan sunyi. Tak tercatat dalam tiket, tak tercantum dalam manifest. Tapi peran mereka nyata, dan kisah mereka, adalah kisah tentang cinta yang tak pernah meminta kembali.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
Hakim Baihaqi
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us