Menerapkan Pancasila Bisa dengan Cara Memuliakan Bahasa Sunda

- Penerapan Pancasila di Jawa Barat dengan memuliakan bahasa Sunda sebagai tindakan nyata merawat ideologi tersebut.
- Hari Lahir Pancasila adalah panggilan memperkuat komitmen kebangsaan dan arah tata kelola negara, bukan sekadar seremoni sejarah.
- Implementasi Pancasila di Jawa Barat dilakukan melalui konsep Panca Waluya, dengan harapan sinergi dari semua pihak dalam mewujudkannya.
Bandung, IDN Times - Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia yang harus diterapkan dalam berbagai kehidupan bermasyarakat. Di Jawa Barat, penerapan Pancasila salah satunya bisa dilakukan dengan memuliakan bahasa Sunda yang menjadi bahasa daerah di provinsi ini.
Hal tersebut disampaikan Guru Besar Sejarah Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. Reiza D. Dienaputra, dalam Seminar Nasional “Meneguhkan Pengamalan Pancasila dalam Tata Kelola Negara: Sumbangsih Pamikiran Kabangsaan jeung Kanagaraan Ki Sunda keur Indonesia” di Gedung II Unpad, Jl Dipatiukur, Kota Bandung, Ahad (1/6/2025).
“Dengan mengaplikasikan Bahasa Sunda sebagai bahasa komunikasi sehari-hari, maka itu tindakan nyata merawat Pancasila. Kita juga harus meneruskan tindakan nyata berdampak dari tokoh Sunda seperti Mochtar Kusumaatmadja yang berhasil memperluas wilayah Indoensia dua kali lipat atas kontribusi pemikirannya,” katanya.
1. Pancasila merupakan kompas moral

Ketua Badan Pekerja Majelis Musyawarah Sunda (MMS), Andri Perkasa Kantaprawira, menegaskan bahwa Hari Lahir Pancasila bukan sekadar seremoni sejarah, melainkan panggilan memperkuat komitmen kebangsaan dan arah tata kelola negara.
“Pancasila bukan sekadar dokumen sejarah, tapi kompas moral untuk membangun Indonesia yang adil, bersatu, dan berdaulat di tengah terpaan zaman," kata dia.
2. Kebudayaan Sunda sedang hidup kembali di Jabar

Sementara itu, Ketua DPRD Jawa Barat, Buky Wikague, menuturkan implementasi Pancasila yang sedang banyak digalakkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi adalah menerapkan Panca Waluya. Yakni sikap bener (benar), bageur (baik), cageur (sehat), pinter (pintar), dan singer (kreatif).
“Contoh ideologi tindakan ini berusaha dijadikan solusi konkrit, semisal kenakalan remaja yang kian menjadi, agar Panca Waluya, ya dimasukkan barak militer. Ini ditambah dengan falsafah Sunda, silih asih asah asuh, dan silih wawangi,” katanya.
Dia menyebut bahwa Panca Waluya akan berhasil jika semua pihak bisa bersinergi. Dia mengharapkan peran nyata MMS untuk menunjang program tersebut.
3. Harus ada metodologi untuk menerapkan Pancasila secara masif

Prof Ganjar Kurnia, salah satu Pinisepuh MMS, menyebut bahwa ideologi gerakan diperlukan karena masalah di Jawa Barat itu banyak dan multidimensi.
“Jadi, menerapkan Pancasila itu paling mudah adalah membereskan Tatar Sunda, dan sendirinya membereskan Indonesia. Maka, saya mendorong MMS operasional ideologi Pancasila ke ideologi tindakan, temukan juga metodologinya,” katanya.