Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Melihat Dapur MBG Tenjolayar Majalengka, Gizi Jadi Pedoman

Inin Nastain IDN Times/ Bagian dapur
Inin Nastain IDN Times/ Bagian dapur

Majalengka IDN Times- Keberadaan dapur khusus menjadi syarat utama berjalannya program Makan Bergizi Gratis (MBG). Sesuai dengan nama programnya, dapur khusus ini harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN), dari mulai lokasi, hingga komponen.

Di Kabupaten Majalengka, salah satu dapur yang akan mendukung program itu terletak di Desa Tenjolayar, Kecamatan Cigasong. Dengan luas bangunan 20x20 meter, dapur itu saat ini masih dalam proses pembangunan.

"Ini salah satu dapur kemitraan mandiri Badan Gizi Nasional. Jadi kami adalah salah satu mitranya BGN," kata mitra BGN di Majalengka Aceng Sunanto saat berbincang dengan IDN Times.

1. Ditarget Februari siap operasi

Inin Nastain IDN Times/ Ruang penyimpanan bahan baku
Inin Nastain IDN Times/ Ruang penyimpanan bahan baku

Dilihat dari progres, pembangunan dapur tersebut hampir sudah mencapai sekitar 70-80 %. Dengan progres di angka itu, Aceng menargetkan dapur tersebut sudah siap beroperasi bulan depan.

"Target Minggu pertama Pebruari. Sekarang kendala (pembangunan dapur) cuaca," beber dia.

Bagi Aceng, sebagai bentuk dukungan program yang digagas Presiden Prabowo Subianto, keberadaan dapur MBG harus benar-benar melalui proses yang sesuai standard. Dengan demikian, ketika sudah mulai melayani, dapur itu bisa memberi pelayanan yang maksimal.

"Saya pengin semuanya benar-benar siap. Ketika sudah launching, Pebruari itu, semuanya sudah siap," jelas dia.

"Target saya di Pebruari. Minggu ini, kitchen set masuk. Kitchen set ini dari pabrikasi. Kami sudah order sekitar satu bulan yang lalu. Karena mereka menyiapkan betul-betul kan. Perusahaan juga sudah kerja sama dengan BGN," lanjut dia.

2. Bergizi jadi pedoman pembuatan dapur MBG

Inin Nastain IDN Times/ Bagian langit-langit dapur menggunakan baja ringan
Inin Nastain IDN Times/ Bagian langit-langit dapur menggunakan baja ringan

Standarisasi menjadi pedoman pembangunan dapur MBG. Ditegaskannya, pemenuhan standard mutlak harus diperhatikan mengingat program tersebut menitikberatkan gizi.

"Yang harus digarisbawahi adalah ini makan siang bergizi gratis. Bukan hanya makan siang gratis. Tapi bergizi nya itu. Makanya semuanya harus prepare. Dari mulai bangunan, persiapan alat, bahan baku dan sebagainya," tegas dia.

"Ini kalau di kitchen-kitchen, ini standard nya bintang lima, (dilihat dari sisi) alat-alatnya tuh. Karena yang digarisbawahi, yang bergizi nya itu. Harus benar-benar prepare nya," lanjut dia.

Dalam prosesnya, pembangunan dapur tersebut diawasi oleh tim dari BGN. Dengan luas sekitar 20x20, Aceng memastikan dapur itu sudah sesuai dengan standard yang ditetapkan BGN.

"Ini luas bangunan nya 20 x 20. Ini sudah standarisasi dari BGN. Jadi mereka sudah punya standardisasi. Berdasarkan dapur-dapur yang sudah jalan. Kan sudah ada yang jalan tuh, beberapa. Yang punya mitra kami sudah 20 atau 30 (dapur)," ungkap Aceng.

Dalam survei itu, tim juga memperhatikan lingkungan tempat dapur itu dibangun. Hal itu untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam yang bisa menghambat pelayanan.

"Karena gini, penentuan titik ini, bukan hanya koordinat. Tim survei dari BGN itu, lingkungan juga kan disurvei. Airnya gimana, banjir, segala macam. Udah diperhitungkan," papar dia.

3. Dapur MBG Tenjolayar bisa produksi 4.000 porsi

Inin Nastain IDN Times/ Bangunan dapur MBG Tenjolayar
Inin Nastain IDN Times/ Bangunan dapur MBG Tenjolayar

Disinggung terkait calon penerima manfaat, Aceng menjelaskan dapur tersebut fokus untuk memenuhi kebutuhan MBG di Kecamatan Cigasong. Diakuinya, secara ideal, di kecamatan itu sejatinya butuh ada tambahan dapur sekitar 2-3 lagi.

"(Dapur) Tenjolayar untuk Kecamatan Cigasong. Karena kebutuhan untuk kecamatan Cigasong saja, itu untuk STM negeri, udah 3000. Belum swasta, SMP, SD, TK. Secara ideal, kecamatan Cigasong aja kurang 2 atau 3 lagi," kata dia.

Idealnya, jelas dia, satu dapur bisa meng-cover hingga 4000 porsi MBG. Di dapur Tenjolayar sendiri, sejatinya bisa menyiapkan antara 2500-4000 porsi. 

"Ideal nya satu dapur itu untuk 2500. Yang sekarang nih, nomenklatur yang baru Saya terima itu, 2500 sampai 4000," papar dia.

"(Di dapur ini) Ya kemungkinan di rate itu. Maka, kalau kecamatan lain belum siap, itu pasti di angka terbanyak (4000). Karena untuk meng-cover dulu kan," lanjut Aceng.

Disinggung bahan baku, Aceng menegaskan, berdasarkan nomenklatur, harus mengambil dari koperasi atau BUMDES. Ditegaskannya, bahan baku untuk MBG tidak boleh dari perusahaan besar.

"Penyedia itu ada dua yang bisa dipakai. Koperasi dan BUMDES. Jadi Pak Prabowo, sepertinya ini ya, ekonomi lokal harus ter-ungkit dengan adanya dapur ini. Gak bisa (order ke) perusahaan. Harus koperasi atau BUMDES," tegas dia.

Kendati demikian, bahan-bahan tersebut harus memperhatikan standarisasi. Ditegaskannya, sebelum proses masak, bahan-bahan itu terlebih dahulu akan dilakukan pengecekan.

"Karena nanti bahan juga akan dibawa dulu ke BGN, diuji dulu. Harus sesuai standard mereka. Di kami, dilengkapi juga dengan pendingin, untuk menyimpan sayur-sayuran, buah-buahan dan lainnya. Ya itu, karena ini tema besar nya bergizi, kami ingin setelah launching nanti, benar-benar sudah siap," tegas Aceng.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us