Masih Sengketa, Karyawan Bandung Zoo Minta Operasional Dibuka Usai Tutup Lebih dari Sebulan

- Operasional tetap jalan, pemasukan nol besar
- Penutupan Bandung Zoo menghentikan pemasukan utama dari tiket pengunjung.
- Seluruh 145 karyawan masih menerima gaji penuh, namun khawatir akan PHK di masa mendatang.
- Kekhawatiran masa depan satwa dan stok pakan
- Tahanan stok pakan untuk ratusan satwa menjadi pertanyaan besar.
- Dampak psikologis pada satwa juga menjadi kekhawatiran.
- Minta Menhut bantu buka Bandung Zoo
- Pengelola meminta K
Bandung, IDN Times - Nasib Taman Margasatwa Bandung (Bandung Zoo) masih dalam ketidakpastian setelah ditutup untuk umum selama lebih dari satu bulan, tepatnya sejak 6 Agustus 2025. Penutupan ini menimbulkan kekhawatiran mendalam bagi para pengelolanya, bukan hanya untuk keberlangsungan operasional tetapi juga untuk perawatan lebih dari 710 satwa yang menjadi tanggung jawab mereka.
Meski pintu bagi pengunjung tertutup, aktivitas perawatan satwa di dalamnya tetap berjalan. Pihak pengelola menegaskan bahwa mereka terus memprioritaskan pemenuhan nutrisi dan kesehatan seluruh koleksi satwanya.
1. Operasional tetap jalan, pemasukan nol besar

Perwakilan Serikat Pekerja Mandiri Derenten (SPMD) Bandung Zoo, Yaya Suhaya mengaku bahwa penutupan ini memberikan dampak finansial yang sangat signifikan. Sumber pemasukan utama yang berasal dari tiket pengunjung benar-benar terhenti.
"Operasional satwa terutama, satwa-satwa tetap kita kasih makan, kita perhatikan. Baik dari sisi nutrisi dan kesehatannya kita perhatikan. Tapi untuk operasional manajemen mungkin itu sangat-sangat berkurang ya. Karena otomatis tidak ada pemasukan untuk selama penutupan," ujarnya, Jumat (12/9/2025).
Yang cukup melegakan, hingga saat ini seluruh 145 karyawan masih menerima gaji penuh 100 persen. Namun, ketakutan akan adanya pemotongan gaji atau bahkan pemutusan hubungan kerja (PHK) di masa mendatang masih sangat menghantui mereka.
2. Kekhawatiran masa depan satwa dan stok pakan

Kekhawatiran terbesar diungkapkan terhadap masa depan satwa-satwa yang berada di dalamnya. Dengan tidak adanya pemasukan, ketahanan stok pakan untuk ratusan satwa menjadi pertanyaan besar.
"Untuk pengadaan pakan masih tetap dari yayasan yang diketuai oleh Bisma Berantakusuma. Sampai saat ini kita tidak pernah ada bantuan dari mana pun, kita masih mandiri. Kalau sudah habis misalkan gimana? Nah itu yang membuat kami khawatir," jelas Yaya.
Dia menambahkan, menu makan satwa hingga detik ini belum dikurangi dan masih sesuai dengan takaran kebutuhan mereka. Selain itu, kekhawatiran lain adalah dampak psikologis pada satwa.
"Jelas pasti (terdampak). Karena dengan adanya dinamika seperti ini kan satwa khawatirnya stress dan sebagainya. Untungnya, dua dokter hewan masih bertugas untuk memeriksa kesehatan satwa secara rutin," ujarnya.
3. Minta Menhut bantu buka Bandung Zoo

Pengelola secara khusus menyampaikan harapan dan seruan mendesak kepada Kementerian Kehutanan untuk segera turun tangan. Mereka menegaskan bahwa satwa-satwa tersebut juga merupakan tanggung jawab pemerintah.
"Harapannya mungkin terutama kepada Kementerian Kehutanan. Karena satwa juga merupakan tanggung jawab dari Kementerian Kehutanan. Tolonglah kami segera diupayakan untuk segera dibuka," ungkap Yaya.
Dampak penutupan ini dinilai sangat luas, tidak hanya pada karyawan dan pengelola, tetapi juga pada masyarakat. Ribuan pelajar kehilangan tempat edukasi, penelitian terhambat, dan usaha mikro di sekitar tempat wisata tersebut ikut merasakan dampak negatifnya.
Pembukaan kembali Bandung Zoo dinilai sangat penting untuk memutus mata rantai masalah yang semakin berlarut-larut.