Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Mahasiswa Unibba Tewas Dalam Aksi Tolak RUU Pilkada Dipastikan Hoaks!

(IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Bandung, IDN Times - Seorang mahasiswa dari Universitas Bale Bandung (Unibba), Andi Andriana dikabarkan meninggal saat mengikuti aksi demo tolak revisi UU Pilkada di Gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kamis (22/8/2024). Kabar ini beredar melalui media sosial Instagram.

Presiden Mahasiswa (Presma) Unibba Fauzi Septian mengatakan, kabar itu merupakan berita bohong alias hoaks. Dia memastikan Andi Andriana kini masih hidup meski mengalami luka di bagian mata kiri akibat lemparan batu dan terancam mengalami kebutaan.

"Harus ditekankan korban tidak meninggal, banyak berita yang bertebaran kalau korban itu anak Unisba dan meninggal, informasi salah. Itu anak Unibba nama Andi dan tidak meninggal, tapi sedang dirawat di RS Cicendo untuk perawatan," kata Fauzi saat dikonfirmasi, Sabtu (24/8/2024).

1. Situasi tidak kondusif mulai terjadi sejak sore hari

(IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Fauzi menuturkan, luka yang dialami Andi Andriana bermula saat aksi bersama mahasiswa dari kampus lainnya dalamn demonstrasi tolak revisi UU Pilkada 2024. Saat itu seluruh peserta aksi kumpul di Lapangan Gasibu. Andi dan teman-temannya tiba di Gasibu sekitar pukul 15.00 WIB.

Memasuki pukul 17.00 WIB, situasi di tempat demo kian tidak kondusif. Polisi dan massa aksi terlibat bentrok dengan saling lempar.

"Jam 4 sampai 5 (sore) mulai kacau tapi belum chaos meski benar-benar pecah. Jam 5 sudah pecah sebagian sudah dievakuasi. Anak Unibba dievakuasi ke Gedung Sate," jelasnya.

2. Andi terkena batu saat mengikat tali sepatu

(IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Saat proses evakuasi, Fauzi mengatakan, korban saat itu bersama rekannya Jawir berinisiatif membantu mahasiswa lain yang menjadi korban gas air mata. Andi yang sedang membetulkan tali sepatunya seketika mendapat lemparan batu tepat di mata kirinya.

"Tadinya ingin membantu, ketika datang ke lokasi lapangan itu terpisah terpencar dua orang teman Unibba. Ketika terpencar yang satu menghilang, yang satu mencari. Ketika yang satu menghilang, ternyata ditarik sama aksi massa untuk jadi border," katanya.

"Ketika beliau jadi border ada yang melemparkan sesuatu entah batu atau botol dari belakang, dan dari arah polisi melemparkan sesuatu yang dikonfirmasi oleh Andi adalah batu," Fauzi melanjutkan.

3. Andi kini terancam buta

(IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Peristiwa ini membuat Andi terancam mengalami buta permanen karena kondisi bola matanya yang menurut dokter mengalami kerusakan cukup parah.

"Pada intinya mau dioperasi atau tidak, Andi telah kehilangan satu bola matanya. Dia kehilangan penghilangan atau buta. Hasil operasi mau dijahit atau diangkat bola matanya, Andi kehilangan indera penglihatannya atau buta permanen," ujarnya.

Lebih lanjut, kata Fauzi, kampus sudah merespons peristiwa yang dialami salah satu anak didiknya.

"Kalau bisa dijahit ya akan dijahit. Kalau tidak ya harus diangkat karena dari dokter mata itu sudah hancur," kata dia.

Pihak kampus yang diwakili wakil rektor, dekan fakultas, dan kepala program studi (kaprodi) pun sudah mengunjungi Andi di rumah sakit.

"Kampus saya mendukung penuh atas apa yang dilakukan Andi karena itu suatu kebenaran dan pihak BEM saya rasa ini harus mengecam kepada pihak kepolisian untuk tidak melakukan tindakan represif," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us