Kerugian Bencana Bekasi-Bogor Mencapai Lebih dari Rp3 Triliun

Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Barat masih melakukan perhitungan dampak kerugian yang dialami masyarakat terdampak bencana banjir dan longsor di wilayah Kabupaten dan Kota Bekasi, Bogor dan Kabupaten Karawang, beberapa hari kemarin.
Berdasarkan perhitungan sementara, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi alias KDM mengatakan, total kerugian di wilayah Bodebek mencapai angka triliun Rupiah, bukan lagi hanya Rp1-5 miliar.
"Wilayah Bogor, Depok, Bekasi, Karawang, ya lebih. Nanti kami audit, kalau menurut saya lebih dari Rp3 triliun ya, bukan hanya kerugian yang diderita oleh warga tapi juga recovery yang dilakukan oleh pemerintah juga mahal," kata Dedi di Bandung, Selasa (11/3/2025).
1. Pembangunan jangan hanya melihat dari sisi ekonomi

Di sisi lain, Dedi Mulyadi membandingkan, dampak kerugian yang dialami masyarakat ini tidak sebanding dengan penghasilan dari para pelaku objek wisata di wilayah Puncak, Bogor, yang menurutnya merupakan sumber utama terjadinya banjir.
"Makanya kalau pendapatan dari sektor kepariwisataan jualan tiket itu dapat sekian, ruginya di bawah dari itu. Makanya pembangunan itu jangan melihat sudut pandang ekonomi pendapatan terus, lihat yang ditimbulkan dari sebuah keputusan," katanya.
2. Lebih dari ribuan rumah dan fasilitas umum terdampak bencana banjir di Bodebek

Diketahui wilayah Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi dihantam banjir selama beberapa hari kemarin. Rumah warga, fasilitas kesehatan, fasilitas umum di dua wilayah tersebut terendam banjir.
Berdasarkan data IDN Times, tercatat ada beberapa orang meninggal akibat banjir bandang dari hujan deras yang mengakibatkan Kali Bekasi meluap tersebut.
Salah satu pelayanan publik yang ikut terkena banjir yakni Gedung Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bekasi yang berlokasi di Jalan Pramuka, Kelurahan Marga Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan.
Wakil Ketua Umum PMI, Nanan Sukarna mengatakan, saat ini lembaganya masih melakukan pendataan terkait barang apa aja yang mengalami kerusakan.
"Memang kami mencoba untuk bisa menginventarisir karena bencana kemarin. Memang kebanyakan justru perlengkapan yang ada itu kan di lantai bawah, sehingga begitu banjir ya semua kena," katanya kepada jurnalis, Jumat (7/3/2025).
3. PMI merugi Rp15 miliar dari peristiwa ini

Banjir setinggi 1,5 meter yang memasuki gedung PMI itu, lanjut Nanan, juga merusak sejumlah barang untuk keperluan transfusi darah.
"Detailnya saya tidak paham, tapi yang jelas perlengkapan, peralatan untuk transfusi darah, pengolahan darah, kayak gitu kan (yang rusak). Itu juga cukup mahal kan. Tadi saya tanya, (alat itu) baru dua tahun oleh Pemda diberikan," katanya.
Dia juga mengatakan, kerugian atas kerusakan yang diakibatkan oleh musibah banjir tersebut mencapai Rp15 miliar.
"Tadi harganya Rp8 miliar untuk satu alat saja. Kurang lebih baru dihitung saat ini itu (kerugiannya) hampir Rp15 miliar. Itu di sini saja," ujar Nanan.