Hindari Klaster Baru, Wisatawan Lembang Dites Rapid Secara Acak

Bandung Barat, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) menggelar rapid test kepada wisatawan secara acak di sejumlah objek wisata di kawasan Lembang. Kepala Dinkes KBB Hernawan Widjajanto mengatakan, rapid test acak ini dilakukan selama libur panjang pekan ini. Tujuannya, tak lain untuk melacak dan mencegah penyebaran COVID-19 di sektor wisata.
"Hari ini hari pertama rapid test di Lembang Park and Zoo dulu. Rapid test dilakukan secara acak. Ini salah satu upaya mencegah penyebaran COVID-19 di kawasan wisata Lembang," ungkap Hernawan di Lembang, Kamis (29/10/2020).
1. Target 1.000 wisatawan dites rapid

Rapid test di kawasan wisata ini digelar selama tiga hari sejak Kamis (29/10/2020) di objek wisata Lembang Park and Zoo, Jumat (30/10/2020) di Terminal Wisata Grafika Cikole, dan Sabtu (31/10/2020) di Lereng Anteng.
"Total kita keluarkan 1.000 alat rapid test, dibagi ke tiga objek wisata. Jadi rata-rata dapat jatah 300 buah alat. Itu untuk pengunjung dan karyawan," jelasnya.
2. Jika reaktif, wisatawan harus swab

Jika dari hasil rapid test ditemukan reaktif, maka petugas akan menindaklanjuti dengan swab test. Selain itu kontak eratnya pun akan langsung di-tracing guna mencegah penyebaran COVID-19 meluas.
"Apabila ada yang reaktif dari hasil rapid test, maka akan ditindaklanjuti dengan swab test. Kita bawa yang bersangkutan untuk isolasi, meminimalisir penyebaran juga," jelasnya.
3. Untuk cegah klaster wisata

Rapid test acak di kawasan Lembang ini sama sekali tidak dipungut biaya. Hernawan menyarankan agar pengunjung mau untuk mengikuti rapid test demi mencegah dan menekan angka kasus COVID-19 terlebih saat libur panjang.
"Selama long weekend ini, wisatawan membludak di Lembang. Potensi penularan dan penyebaran pun tinggi. Maka rapid test perlu untuk melacak dan mencegah penyebarannya," sebutnya.
4. Pengunjung antusias ikuti rapid test

Sementara itu, wisatawan asal Bandung, Gina (23 tahun) mengatakan, dirinya antusias mengikuti rapid test tersebut. Menurutnya, langkah pencegahan ini penting dilakukan untuk mencegah adanya klaster wisata.
"Alhamdulilah, kalau rapid test mandiri kan harus merogoh kocek, nah ini gratis. Semoga langkah ini bisa mencegah penularan," kata Gina.