Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Harga Daging di Cirebon Meroket, Konsumen Dipaksa Berhemat Lebaran Ini

ilustrasi daging (freepik.com/KamranAydinov)

Cirebon, IDN Times- Harga daging sapi di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat mengalami kenaikan signifikan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 H.Sejumlah pedagang di pasar tradisional mencatat lonjakan harga yang cukup drastis dibandingkan pekan sebelumnya.

Jika sebelumnya daging sapi dijual pada kisaran Rp110.000 hingga Rp120.000 per kilogram, kini harganya melonjak hingga Rp150.000 per kilogram.

1. Harga semakin tajam mendekati Lebaran

ilustrasi semur daging (freepik.com/freepik)

Berdasarkan pantauan di Pasar Sumber dan Pasar Pasalaran Kabupaten Cirebon, kenaikan harga daging sapi telah terjadi sejak awal Ramadan.

Namun, dalam beberapa hari terakhir sebelum Lebaran, lonjakan harga semakin terasa. Pedagang menyebut peningkatan permintaan dari masyarakat menjadi faktor utama yang memicu naiknya harga.

"Memang setiap tahun harga daging sapi selalu naik sebelum Lebaran, tapi sekarang lebih besar," ujar seorang pedagang di Pasar Sumber, Rabu (26/3/2025).

Ia menjelaskan, banyak warga yang membeli dalam jumlah lebih besar dari biasanya untuk keperluan memasak hidangan khas Lebaran.

Selain tingginya permintaan, harga sapi di tingkat peternak juga ikut mengalami peningkatan. Beberapa faktor lain yang turut mendorong kenaikan harga antara lain biaya distribusi yang lebih mahal, terbatasnya pasokan sapi, serta kenaikan harga pakan ternak.

"Kami juga terpaksa menaikkan harga karena harga sapi dari peternak dan distributor sudah tinggi. Ditambah ongkos distribusi yang semakin mahal, jadi harga jual pun ikut naik," tambah pedagang tersebut.

2. Masyarakat keluhkan kenaikan harga

ilustrasi daging burger patty (pexels.com/EE2018 A)

Masyarakat, khususnya yang memiliki anggaran terbatas, mengaku keberatan dengan lonjakan harga ini. Sebagian besar pembeli akhirnya mengurangi jumlah pembelian atau mencari alternatif lain seperti daging ayam dan ikan.

"Saya biasanya beli satu kilogram daging sapi untuk Lebaran, tapi karena harganya naik drastis, sekarang hanya beli setengah kilogram saja," kata Dewi. seorang ibu rumah tangga asal Sumber, Kabupaten Cirebon.

Ia mengaku harus lebih selektif dalam mengatur pengeluaran agar tetap bisa memenuhi kebutuhan Lebaran tanpa terlalu membebani keuangan keluarga.

Sementara itu, beberapa warga yang tetap ingin menyajikan hidangan khas Lebaran berbahan dasar daging sapi harus berkompromi dengan kualitas atau mencari pedagang yang menjual dengan harga lebih terjangkau.

"Kami tetap butuh daging sapi untuk masakan seperti rendang dan semur. Jadi, solusinya kami mencari daging dengan kualitas lebih rendah tapi harganya sedikit lebih murah," ujar seorang pembeli di Pasar Sumber.

Meski ada alternatif lain, bagi sebagian besar masyarakat, daging sapi tetap menjadi bahan utama dalam menu Lebaran. Oleh karena itu, kenaikan harga ini menjadi tantangan tersendiri bagi mereka yang sudah terbiasa menyajikan hidangan berbasis daging sapi saat hari raya.

3. Langkah pemerintah mengatasi lonjakan harga

ilustrasi daging burger patty (pexels.com/Jonathan Borba)

Menanggapi kenaikan harga yang cukup tinggi ini, pemerintah daerah Kabupaten Cirebon memastikan pihaknya telah melakukan berbagai langkah untuk mengendalikan harga dan menjaga ketersediaan pasokan.

Bupati Cirebon, Imron Rosyadi menyatakan, pihaknya telah meminta dinas terkait untuk terus memantau harga bahan pokok, termasuk daging sapi, guna mencegah praktik spekulasi harga atau penimbunan oleh pihak-pihak tertentu.

"Kami sudah berkoordinasi dengan distributor dan peternak untuk memastikan pasokan tetap tersedia menjelang Lebaran. Selain itu, pengawasan ketat juga dilakukan untuk menghindari adanya spekulan yang sengaja menaikkan harga secara tidak wajar," ujar Imron.

Menurutnya, pola kenaikan harga ini merupakan siklus tahunan yang biasa terjadi menjelang Lebaran. Namun, ia juga menegaskan bahwa pemerintah akan bertindak jika ditemukan indikasi pelanggaran yang merugikan masyarakat.

"Pemerintah daerah akan terus melakukan pemantauan. Jika ada yang terbukti melakukan praktik penimbunan atau spekulasi harga, kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan tegas," tambahnya.

Selain itu, pemerintah juga menganjurkan masyarakat untuk lebih bijak dalam berbelanja. Warga diminta mempertimbangkan alternatif lain jika harga daging sapi dirasa terlalu tinggi, sehingga tetap bisa menikmati hidangan Lebaran tanpa harus terbebani secara finansial.

Menurut analis pasar, lonjakan harga daging sapi ini diperkirakan akan berlangsung hingga satu atau dua hari setelah Idul Fitri. Setelah itu, harga kemungkinan akan kembali turun secara bertahap seiring dengan menurunnya permintaan masyarakat.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us