Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fortusis Jabar Nilai Pemberian MBG ke Siswa Makin Meresahkan

IMG-20250922-WA0124.jpg
Pelajar Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat korban keracunan MBG (Istimewa)
Intinya sih...
  • Orang tua yang memasak dapat menentukan makanan sesuai kesukaan anak
  • Kepala Badan Gizi Nasional akan hentikan SPPG yang sebabkan keracunan massal
  • Polisi akan bantu penyelidikan sumber makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Kasus keracunan menu makan bergizi gratis (MBG) hampir ada setiap hari. Terbaru ada ratusan siswa di Bandung Barat yang alami keracunan usai menyantap MBG.

Forum Orangtua Siswa (Fortusis) Jawa Barat mendesak pemerintah untuk menghentikan program pemberian makan di sekolah. Alangkah baiknya jika penyiapan makan tetap dilakukan orang tua masing-masing di rumah mereka. Untuk kebutuhanya bisa diberikan dalam bentuk uang kepada keluarga yang sangat membutuhkan.

Ketua Fortusis Jabar, Dwi Subawanto menyampaikan bahwa program MBG pada prinsipnya program yang bagus untuk diterapkan di negara yang kemiskinannya tinggi. Namun, harus benar tim ahli gizi yang memasaknya, semisal sewaktu uji coba yang dilakukan oleh TNI saat itu dan berhasil. Tapi, ketika diserahkan ke masyarakat, akhirnya justru yang adanya euforia.

Dia menganggap bahwa program ini lebih dominan menjadi bancakan pencarian uang pihak tertentu ketimbang memberikan makanan yang sehat pada anak-anak.

"Setiap daerah tentu berbeda-beda jangan disamaratakan, misal biasanya di daerah itu memakai beras apa, sehingga saat dimasak pagi hari sampai siangnya itu nasinya tak berubah rasa atau basi. Jadi, jika ada gagasan diganti saja dengan uang itu lebih bagus, kami mendukung," katanya saat dihubungi, Selasa (23/9/2025).

1. Biarkan orang tua yang memasak

ilustrasi memasak iga babi kecap (YouTube.com/Willgoz Kitchen)
ilustrasi memasak iga babi kecap (YouTube.com/Willgoz Kitchen)

Ketika orang tua menerima uang bantuan makan, kata Dwi, mereka dapat menentukan makanan apa saja yang bakal disiapkan sesuai dengan kesukaan anak. Termasuk dalam cara penyajian apakah akan digoreng, direbus atau dijadikan makanan lainnya.

"Intinya, kami lebih senang orang tua diberikan uangnya, mereka masa sendiri. Sebab, orang tua tahu selera lidah anaknya. Orang tua bisa masak pagi hari, dan si anak pukul 07.00 WIB sudah di sekolah, tapi orangtua belum selesai masak, maka nanti makanan itu bisa diantarkan sewaktu jam istirahat," ujarnya.

Dia menyebut bahwa cara seperti itu juga bisa meningkatkan komunikasi orang tua siswa dengan pihak sekolah sehingga tahu perkembangan anaknya juga.

2. BGN akan hentikan SPPG yang sebabkan anak keracunan

20250918_111941(2).jpg
Kepala BGN Dadan Hindayana. (IDN Times/Trio Hamdani)

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana turut meninjau langsung pelajar korban keracunan massal di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (23/9/2025). Adapun berdasarkan data sementara, korban dari peristiwa ini mencapai 346 pelajar.

Dadan datang ke posko Cipongkor tepat pukul 06:00 WIB dengan pakaian serba hitam dan topi hitam, tidak mengenakan pakaian coklat krem dan juga pon menteri. Dia mengaku sudah meninjau lokasi dapur umum SPPG yang menjadi tempat memasak MBG di beberapa sekolah Cipongkor.

Dadan juga mengakui, memang ada keteledoran dari SPPG hingga akhirnya membuat adanya kasus keracunan massal ini.

"Untuk yang mengalami, mudah-mudahan ini semuanya aman ya. Dan saya sudah meninjau SPPG-nya. Kondisinya sebenarnya bagus, hanya mungkin ada keteledoran," kata Dadan.

Dari peristiwa ini, Dadan memastikan akan melakukan evaluasi secara menyeluruh untuk dapur umum baik yang ada di Kabupaten Bandung Barat dan daerah lainnya.

"Yang itu kemudian harus jadi perbaikan menyeluruh ya di SPPG tersebut. Saya sudah minta untuk stop sementara," kata dia.

3. Polisi akan bantu penyelidikan

IMG-20250923-WA0001.jpg
Ratusan siswa keracunan MBG di Kabupaten Bandung Barat. IDN Times/Istimewa

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar Hendra Rochmawan menambahkan, kepolisian akan bekerja sama dengan dinas terkait untuk menelusuri sumber makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal ini.

“Kami imbau masyarakat tetap tenang. Saat ini tim kesehatan fokus pada penanganan korban, sementara aparat Kepolisian akan membantu memastikan penyelidikan terkait penyebab dugaan keracunan ini,” katanya.

Hingga berita ini diturunkan, jumlah korban masih berpotensi bertambah seiring laporan dari lapangan.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

352 Pelajar Keracunan MBG, Pemkab Bandung Barat Tetapkan KLB!

23 Sep 2025, 10:49 WIBNews