Diserang Water Canon, Massa Aksi di Bandung Masih Bertahan Depan Gedung DPRD Jabar

Bandung, IDN Times - Massa dari berbagai elemen masyarakat di Kota Bandung masih bertahan di depan Gedung DPRD Jawa Barat. Mereka masih berusaha masuk ke dalam halaman gedung dengan menerobos pagar.
Dari pantauan IDN Times hingga pukul 19.30 WIB, sebagian massa justru membakar ban dan berdiam diri di depan gerbang. Mereka tak gentar meski sudah beberapa kali diserang dengan water canon.
Selain membakar ban, ada sebagian massa yang memecahkan batu menjadi berukuran kecil dan melemparkannya ke jajaran aparat yang bertahan di balik gerbang.
Meski sudah berupaya membuka gerbang menggunakan talo tambang, tapi gerbang yang sudah dipancang lebih kuat dan dirantai membuat besi tersebut sulit ditaklukkan.
Ribuan mahasiswa ini berkumpul sekitar pukul 14.30 WIB, mereka langsung menutup Jalan Dipenogoro. Para mahasiswa ini datang dari berbagai kampus di antaranya Itenas, UPI, Poltek STIA LAN bandung, Politeknik STTT, Widyatama, YPKP, hingga UIN Bandung. Menggunakan jas almamater kampus, mereka membentuk lingkaran di depan gerbang utama DPRD Jabar.
Dalam orasi yang dilakukan sejumlah mahasiswa, mereka meminta anggota DPR untuk tidak memutilasi keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) lewat RUU Pilkada. Selain itu, meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar bisa menggunakan keputusan MK dalam penyelenggaraan Pilkada tahun ini.
Di sisi lain, para mahasiswa yang orasi pun tidak ingin ada dinasi politik di Indonesia. "Jika keputusan MK tidak digunakan maka akan banyak Pilkada melawan kotak kosong," ujar salah satu mahasiswa yang berorasi," kata dia.
Untuk mengantisipasi aksi ini, kepolisian dan anggota dewan sudah mendirikan kembali pagar yang sempat dirobohkan massa. Sejak pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB pagar tersebut dipasangkan kembali oleh sejumlah pekerja. Pengelasa pun dilakukan di tempat agar bisa sesuai dengan tembok pembatas.
Selain itu, pagar pun sekarang dikaitkan dengan rantai panjang dan tebal agar tidak bisa ditarik massa ketika melakukan aksi. Kawat berduri pun ditambah kembali di depan pagar pintu masuk DPRD.
Sementara, tembok di bagian depan yang kemarin dicoret berbagai tulisan oleh pendemo sekarang sudah dicat putih lagi. Tidak ada terlihat tulisan sama sekali padahal kemarin tulisan berwarna merah dan hitam banyak terpampang di sana.
Di sisi lain, aparat kepolisian memberikan imbauan lewat pengeras suara kepada para demonstran agar tidak anarkis dalam menjalankan aksinya. Massa diharap tidak melempar berbagai macam barang termasuk bom molotov.