Beda dari Cipongkor, Jeje Belum Tetapkan KLB Keracunan MBG di Cisarua

- Pemerintah belum menerapkan status KLB pada kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Cisarua, Bandung Barat.
- Ratusan pelajar menjadi korban keracunan setelah memakan program MBG dengan menu nasi putih, ayam blackpepper, tahu goreng, tumis wortel brokoli, dan buah melon.
- Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail menegaskan belum ada alasan untuk menetapkan status KLB dalam kasus ini karena pemulihan siswa di Cisarua berjalan lebih cepat dibanding kejadian sebelumnya.
Bandung, IDN Times - Pemerintah belum menerapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Dari peristiwa ini, ratusan pelajar turut menjadi korban, dan beberapa diantaranya dirujuk ke rumah sakit.
Kasus keracunan di Cisarua ini terjadi pada Selasa (14/10/2025). Korban pun berasal dari murid SD-SMA yang mana mereka mulai mengalami gejala keracunan setelah memakan program MBG dengan menu nasi putih, ayam blackpepper, tahu goreng, tumis wortel brokoli, dan buah melon dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kampung Panyandaan Desa Jambudipa.
1. Penanganan di Cisarua lebih cepat

Sementara tercatat ada ratusan orang pelajar menjadi korban. Meski angkanya sudah menyentuh ratusan, Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail memastikan belum mau menerapkan KLB.
Menurutnya, secara jumlah korban, kasus keracunan MBG di Cisarua berbeda dengan Kecamatan Cipongkor. Saat kejadian Cipongkor, korban mencapai seribu.
"Pertama di Cipongkor yang seribu sekian, sekarang 161 di Cisarua. Tapi alhamdulillah sudah banyak juga yang sudah pulang. Saya berharap semoga malam ini bisa banyak yang sudah pulih," kata Jeje di Posko SMPN 1 Cisarua, dikutip Rabu (15/10/2025).
2. Belum ada alasan pasti untuk pemerintah menetapkan KLB MBG di Cisarua

Selain itu, Jeje menegaskan belum ada alasan buat menetapkan status KLB dalam kasus ini. Adapun proses pemulihan siswa di Cisarua berjalan lebih cepat dibanding kejadian sebelumnya.
"Belum. Saat ini saya belum memutuskan untuk memiliki status KLB. Karena memang pemulihan ini lebih cepat dari yang di Cipongkor. Yang pasti fokus kami dari Pemda ya penanganan pasien itu yang paling utama buat kami," kata dia.
3. Keracunan diduga kuat dari menu olahan daging ayam

Diketahui, saat ini penanganan korban keracunan MBG dilakukan di SMPN 1 Cisarua, dan beberapa fasilitas kesehatan lainnya. Sejumlah korban dan pihak sekolah menduga kuat kasus keracunan disebabkan oleh menu ayam blackpepper.
Seperti diucapkan korban Desi Oktaviani (15 tahun) yang mengatakan lauk olahan daging ayam itu sudah dalam kondisi tidak layak saat dihidangkan di sekolahnya.
"Dari ayam kaya ada bau bangkai sama hanyir (amis) gitu," kata Desi kepada awak media di SMPN 1 Cisarua, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.