ASITA: Pariwisata di Bandung Hanya Terdampak Sementara

Menurut Budijanto, salah satu cara untuk menjadikan Bandung tetap prestisius sebagai tempat wisata bagi mereka yang jalan-jalan menggunakan pesawat yakni dengan mempermudah akses transportasi darat. Dengan jarak yang cukup jauh saat ditempuh melalui jalur darat maka transportasi menjadi kunci.

Saat ini untuk menempuh Bandung dari Kertajati membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam melalui jalan Tol Cipali. Waktu tersebut jelas terbilang lama dan bisa menjadi pertimbangan para wisatawan. Terlebih untuk para traveler waktu menjadi hal yang sangat penting.

"Maka kami harap pemerintah Jabar maupun pemerintah pusat bisa segera menyelesaikan akses Tol Cisumdawu," ujarnya.

Jika persoalan ini tidak diselesaikan, maka Bandung akan ditinggalkan sebagai salah satu destinasi untuk wisatawan lokal.

Dinas Perhubungan sebenarnya sudah menyediakan berbagai transportasi dari Kertajati menuju Bandung salah satunya menggunakan bus Damri. Meski demikian, keberadaan transportas ini belum bisa maksimal saat waktu tempuh tetap lama.

Pun dengan keberadaan travel yang disebut bisa mengantar wisatawan ke berbagai daerah di Jawa Barat, diprediksi tetap tidak berdampak pada keinginan wisatawan datang ke Bandung.

Untuk mengantisipasi persoalan penurunan jumlah wisatawan, Pemkot Bandung harus berkoordinasi dengan pemilik hotel maupun tempat pariwisata di sekitar Bandung dengan memberikan berbagai promo untuk wisatawan. Dengan cara ini diharap mereka masih mau berkunjung ke Bandung meski waktu tempuh jelas semakin lama.

"Tapi saya lihat sikap seperti ini belum dilakukan," ujarnya.

Meski demikian, dibalik menurunnya jumlah wisatawan yang datang ke Bandung, Pemerintah Majalengka dan sekitarnya harus berterima kasih dengan keberadaan BIJB. Sebab pariwisata di daerah ini diperkirakan semakin mumpuni.

Hal yang harus dilakukan sekarang yakni memperluas promosi di berbagai media sehingga wisatawan tahu apa saja tempat rekreasi di daerah ini. Selain itu, fasilitas penunjang pariwisata pun wajib diperbaiki sehingga ketika wisatawan datang mereka akan senang dan mau bermain kembali ke Majalengka dan daerah lainnya.

"Seperti Cirebon ini kan ada kesultanan satu-satunya di Jabar. Ini juga jadi potensi wisata budaya," kata dia.

Pengamat Ekonomi Unversitas Pasundan, Acuviarta Kartabi mengatakan, keberadaan BIJB memang akan berdampak pada perekonomian di Jawa Barat bagian utara barat. Sebab perusahaan dan pemerintah daerah sudah pasti membangun berbagai fasilitas untuk menunjang bandara tersebut.

Namun, dalam jangka pendek perekonomian di Bandung bakal terguncang dengan pemindahan sebagian rute penerbangan dari Bandara Husein. Pariwisata di Bandung dan sekitarnya pun sudah pasti menurun karena selama ini banyak wisatawan yang datang dari luar daerah berkeinginan datang ke kota ini.

"Akan ada dampak perekonomian jangka pendek dengan pemindahan (rute penerbangan) paparnya.

Senada dengan Budijanto, persoalan akses transportasi darat menjadi kunci Pemerintah Provinsi Jawa Barat jika ingin membuat Bandung tetap menarik dari segi pariwisata. Jangan sampai waktu tempuh yang lama dari Kertajati ke Bandung membuat keinginan wisatawan ke Kota Kembang buyar.