Warga Cirebon Bongkar Peti Jenazah COVID-19, Ini Kronologi Lengkapnya

Warga harus jalani tes usap

Cirebon, IDN Times - Video pembongkaran paksa jenazah pasien positif COVID-19 oleh keluarga dan kerabat di kompleks pemakaman Desa Astana, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon ditanggapi Kepala Dinas Kesehatan, Enny Suhaeni.

Pasien tersebut terkonfirmasi positif dan menjalani perawatan di RSD Gunung Jati karena mempunyai riwayat penyakit penyerta. Enny menegaskan bahwa pihak keluarga sudah mengetahui bahwa dari hasil tes massal pasien tertular virus corona. Namun demikian, warga menganggap jenazah meninggal bukan karena virus corona melainkan sakit jantung.

"Benar, itu warga Desa Gunung Jati. Awalnya dari pihak keluarga tidak keberatan pemakamannya sesuai protokol COVID-19," ujar Enny Suhaeni saat memberikan keterangan pers, Senin (5/10/2020).

1. Warga yang membongkar wajib jalani tes usap

Warga Cirebon Bongkar Peti Jenazah COVID-19, Ini Kronologi LengkapnyaIlustrasi petugas medis melakukan perawatan terhadap pasien terinfeksi virus corona (COVID-19) di instalasi khusus (ANTARA FOTO/REUTERS/Ronen Zvulun)

Enny menyayangkan peristiwa pembongkaran paksa peti jenazah pasien COVID-19 oleh warga setempat. Sebab, peti jenazah pasien seharusnya tidak boleh dibuka dan harus langsung dikuburkan.

Akibat insiden itu, Dinkes Kabupaten Cirebon meminta kepada warga yang ikut membongkar hingga memandikan jenazah untuk menjalani tes usap massal. Kendati demikian, untuk waktu pelaksanaan uji tes usap belum bisa dipastikan hingga menunggu koordinasi dari instansi terkait.

"Tes swab massal tentu kami akan tracing dulu siapa-siapa saja yang terlibat. Kami juga melibatkan pihak keamanan setempat untuk proses tracing," katanya.

2. Menjalani isolasi mandiri

Warga Cirebon Bongkar Peti Jenazah COVID-19, Ini Kronologi LengkapnyaKepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Suhaeni menjelaskan kronologi pembongkaran paksa peti jenazah pasien terkonfirmasi positif di Cirebon. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Sebelum menjalani tes usap, Enny sudah meminta kepada aparat pemerintahan desa dan kecamatan setempat untuk menyampaikan bahwa yang terlibat diharuskan menjalani isolasi mandiri. Setelah itu, warga harus bersedia dilakukan tes usap. Enny mengaku khawatir insiden bongkar paksa peti jenazah pasien positif itu berakibat muncul klaster baru.

"Kami sudah meminta agar warga yang membongkar peti jenazah untuk jalani isolasi mandiri di rumah. Semoga tidak muncul klaster baru, karena ini sangat berisiko menular," tambahnya.

3. Kronologi buka peti jenazah

Warga Cirebon Bongkar Peti Jenazah COVID-19, Ini Kronologi LengkapnyaIlustrasi pasien COVID-19 (ANTARA FOTO/REUTERS/Ronen Zvulun)

Enny menjelaskan, kronologi insiden itu bermula ketika pasien meninggal dunia pada Sabtu (3/10/2020), dan langsung memberi tahu pihak keluarga. Kemudian, tim dokter forensik memulasarakan jenazah pasien pada malam harinya.

Akan tetapi, pihak keluarga menginginkan pemakaman dilakukan Minggu pagi sehingga tidak langsung diantar ke rumah duka. Oleh karena itu, petugas dari RSD Gunung Jati langsung membawa jenazah pasien ke pemakaman.

"Akan tetapi saat itu warga sekitar telah berkumpul untuk menguburkan jenazah pasien tersebut sendiri dan membongkar peti jenazah," kata Enny.

4. Tenaga kesehatan mendapat ancaman

Warga Cirebon Bongkar Peti Jenazah COVID-19, Ini Kronologi LengkapnyaIlustrasi Dokter Gigi di Tengah Pandemik COVID-19 (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Pasca pristiwa itu, petugas medis sempat mendapat ancaman dari masyarakat. Mereka menganggap apa yang direkomendasikan oleh Dinas Kesehatan setempat terkesan mengada-ada saat hendak mengubur pasien. Petugas kesehatan yang bertugas di lokasi kejadian sempat tidak bertugas, namun sekarang sudah kembali normal.

"Bedasarkan hasil laporan dari petugas, dia bilang ada ancaman verbal dari masyarakat. Tapi sekarang sudah kondusif," tutupnya.

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya