Bupati Majalengka Akui Baru Terpapar COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Majalengka, IDN Times- Bupati Majalengka Karna Sobahi meminta instansi kesehatan untuk waspada terhadap Virus COVID-19. Perintah itu muncul seiring dengan kembali hadirnya kasus baru COVID-19 di beberapa daerah.
Karna sendiri mengaku beberapa bulan lalu kembali mengalami gejala seperti COVID-19, namun tidak berdampak parah lantaran sudah divaksin.
"Kami sudah minta ke Kadinkes, dan Dirut RS agar mencermati itu," kata Karna seusai menghadiri Peringatan Hari Ulang Tahun Dharma Wanita Persatuan Ke-24, di Gedung Islamic Center, Selasa (12/12/2023).
1. Karna mengaku kembali kena COVID-19
Sebelum ramai diberitakan kasus COVID-19 kembali muncul, Karna mengaku dirinya sempat mengalami gejala. Hal itu dialami Bupati sepulang dari luar kota pada September lalu.
"Saya waktu pulang dari Rakernas 28 September, (mengalami) panas tiga hari, batuk sepekan. Kata dokter, saya memang COVID-19," katanya.
Karena kondisinya tidak terlalu parah, Karna mengaku hanya melakukan isolasi mandiri. Ia menegaskan, kecilnya dampak COVID-19 tersebut diduga karena ia telah divaksin.
"Gerakan virus itu terbatasi oleh vaksin. Kita kan sudah divaksin. Jadi (COVID-19) memang (masih) ada, betul itu. Gejalanya sama. Saya kan dua kali (mengalami), waktu varian Delta kan itu juga panas, dingin, batuk, lesu," tuturnya.
2. Pesan Bupati untuk Pj
Menyikapi hal itu, Bupati mengaku sudah meminta instansi terkait seperti Dinkes dan RSUD untuk melakukan pencermatan. Untuk penanganan lebih lanjut, Karna berharap Pj (Penjabat) Bupati bisa melakukan langkah-langkah yang efektif.
"Nanti mudah-mudahan oleh Pj-lah, diambil langkah kepada masyarakat kembali. Ya Prokes (Protokol Kesehatan) dalam batas sederhana kembali dijalani," ujarnya.
Karna menjelaskan, ia baru meminta Kadinkes untuk mencari tahu betul segala detail guna menghadapi gelombang COVID-19 ini. Pasalnya, kata dia, perlengkapan di RSUD, seperti ruang isolasi belum dihidupkan kembali.
"(Untuk menghidupkan ruang isolasi kembali) belum sampai ke sana kita. Tapi kasusnya masih," kata Karna.
"Masyarakat (masih beranggapan) 'ah ini pilek biasa, ini batuk biasa.' Begitu," tuturnya.
3. Pemprov minta Fasyankes siapkan ruang isolasi
Sementara itu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) meminta fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) kembali menyiapkan ruang isolasi. Dari total jumlah ruangan RS, setidaknya harus ada 10 persen ruangan untuk isolasi.
"Untuk COVID-19 diharuskan 10 persen ruang isolasi, itu harus ada. Malahan tenaga kesehatan di lapangan sudah siap, karena sisa pandemi Corona kemarin," kata kepala Dinkes Jabar Vini Adiana Dewi beberapa waktu lalu.
Baca Juga: 25 Orang di Bandung Terpapar COVID-19, Sekda Imbau Perketat Prokes
Baca Juga: Dinkes Jabar Minta Faskes Siapkan Kembali Ruang Isolasi COVID-19