Unggah Renovasi Pura Gunakan APBN di Bali, Ridwan Kamil 'Dirujak' Lagi

Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, masih menjadi perbincangan di media sosial khususnya Twitter. Pascakeriuhan debat pembangunan Masjid Al Jabbar yang menelan biaya lebih dari Rp1 triliun, Emil, sapaan akrabnya, kembali dihujat netizen karena membandingnya dengan pembangunan Pura Agung Besakih di Bali.
Emil sebelumnya sempat berdebat dengan netizen mengenai pembiayaan pembangunan Al Jabbar yang menelan dana besar menggunakan APBD. Dia kemudian membandingkan pemakaian anggaran itu dengan menggunggah berita mengenai pembangunan Pura Besakih yang juga dibantu dana APBN.
Namun, unggahan itu langsung 'dirujak' netizen. Akun @HinduGL menyebut bahwa membandingkan Pura Besakih dan Masjid Al Jabbar memakai dana APBD atau APBN tidak tepat. Karena Pura tersebut masuk dalam ketegori renovasi bukan pembangunan dari awal.
"Punten Kang (Emil), ini agak beda kasusnya. Pertama, yang direnovasi di Besakih bukan Pura-nya, tapi area pendukung (parkir, jalan, kawasan penjual, pasar, dan lainnya), mengingat Besakih sebagai destinasi wisata. Pura tidak diapa-apain," unggah akun tersebut, Sabtu (7/1/2023).
1. Dianggap banyak ngeles
Komentar akun tersebut pun langsung ditimpali banyak akun lainnya yang menyebut bahwa Emil hanya melakukan pembelaan diri. Akun @ArdySoetijipto misalnya, menyebut bahwa Emil mengunggah berita tersebut untuk menghindari hujatan netizen atas pembangunan Masjid Al Jabbar.
"Maaf, percuma ditanggapi, lah dia niatnya cuman mo ngeles doang kok," ujar akun tersebut.
Akun lainnya @darkiemin justru meminta netizen tidak membully Emil karena kasihan yang bersangkutan akan sulit mencari pembenaran lagi.
"Jangan begitu min, gak kasian apa sama kang RK jadi tambah repot lagi nanti cari alasannya lagi," ungkapnya.
2. Mantan Gubernur Jabar pastikan dana pembangunan Al Jabbar tidak kurangi sektor lain
Sementara itu, mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan atau Aher menuturkan anggaran pembangunan Masjid Raya Al Jabbar, Gedebage, Kota Bandung, memakai skema tahun jamak (multiyears) agar komposisi anggarannya tidak sekaligus besar namun pembangunan bisa dianggarkan secara bertahap.
"Anggaran Al Jabbar juga tidak mengurangi keberpihakan APBD pada urusan wajib seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan," kata Aher ketika dihubungi, Jumat.
Anggaran Masjid Raya Al Jabbar senilai Rp1 triliun dari APBD mengundang polemik oleh sebagian pihak. Pada prosesnya anggaran sebesar itu tidak ujug-ujug muncul pada zaman Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil karena sudah dianggarkan secara bertahap sejak pemerintahan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Ahmad Heryawan yang menjabat Gubernur Jawa Barat Tahun 2008-2018 ini menuturkan sejak pihaknya mencetuskan rencana pembangunan, besarnya anggaran Al Jabbar dan urgensinya dalam prioritas Pemprov Jabar sudah menuai perdebatan.
Namun, pihaknya pada saat itu tetap konsisten memperjuangkan Al Jabbar mengingat pentingnya membangun masjid berskala besar bagi provinsi dengan umat Muslim terbesar di Indonesia.
"Bagaimana pun program besar membutuhkan anggaran besar. Ada yang mempermasalahkan karena anggarannya terlalu besar. Ada pemikiran ini bukan prioritas," kata Aher.
3. Anggota Dewan ajak warga makmurkan masjid ini
Terpisah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat (Jabar) turut memberikan tanggapan usai ramainya kritik pembangunan Masjid Al Jabbar yang mencapai Rp1,2 triliun. Legislator menilai kritik anggaran ini telah usang.
Salah satu anggota komisi V DPRD Jabar, Abdul Hadi Wijaya alias Gus Ahad mengatakan, Masjid Raya Al Jabbar adalah hasil kerja banyak pihak termasuk warga Jabar. Apa pun yang terjadi, kata dia, kini masjid telah berdiri dan sudah diresmikan.
"Seharusnya hari ini kita bicara bukan ke belakang tapi bagaimana memakmurkannya. Jadi kita harus memikirkan ke sana seperti (rencana) belanja-belanja, dan (nilai) pemeliharaannya berapa," ujar Gus Ahad, Sabtu (6/1/2023).