Suporter adalah Ruh dari Sepak Bola Indonesia yang Harus Dijaga

Jangan ada lagi kasus kematian karena sepak bola

Bandung, IDN Times - Kasus meninggalnya ratusan suporter Arema Malang di Stadion Kanjuruhan akhir pekan kemarin menjadi catatan kelam bagi persepakbolaan di Indonesia. Para pendukung yang seharusnya bisa menikmati pertandingan justru menjadi korban.

Pendiri Frontline Boys Club pendukung Persib Bandung, Tobias Ginanjar mengatakan, suporter adalah ruh dalam sebuah sepak bola. Sebab, tanpa mereka iklim sepak bola tidak akan hidup.

"Suporter ini menjadi bagian tidak terpisahkan dari klub. Bagaimanapun juga klub ini besar karena suporter, bukan sebaliknya," kata Tobias kepada IDN Times, Selasa (4/10/2022).

Dengan adanya suporter yang terus memberikan dukungan pada klub, mereka bisa mendapatkan uang dari sponsor hingga hak siar.

1. Klub harus mau mewadahi keinginan suporter

Suporter adalah Ruh dari Sepak Bola Indonesia yang Harus DijagaIDN Times/Debbie Sutrisno

Dalam persepakbolaan Indonesia tidak ada klub yang didirikan oleh klub. Semua lahir dari keinginan mandiri para pecinta klub yang kemudian mendirikan komunitas pendukung tim tertentu.

Meski hubungan terpisah dengan klub, tapi suporter seharusnya bisa diajak bekerja sama menjalankan visi dan misi demi kebaikan klub secara sinergis. Artinya, pola komunikasi kedua belah pihak harus dijalin seharmonis mungkin sehingg aspirasi klub dan suporter terpenuhi.

"Peranan suporter ini sangat besar untuk sebuah klub dan tidak bisa dipisahkan. Makanya klub harus bisa mewadahi, menampung aspirasi sehingga ke depannya bisa sinergi," kata dia.

2. Kecintaan suporter pada klub dan pemain tidak bisa dihindarkan

Suporter adalah Ruh dari Sepak Bola Indonesia yang Harus DijagaAparat keamanan berusaha menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10/2022). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Mengenai aksi suporter yang kadang turun ke lapang saat pertandingan, Tobias menyebut hal itu adalah lumrah. Sebab kejadian tersebut bukan hanya terjadi di Indonesia saja, tapi juga di negara lain yang sistem sepak bolanya juga terbilang maju.

Kecintaan pada klub itu bisa terlihat ketika pertandingan, di mana suporter datang ke lapang dengan meninggalkan pekerjaaan dan segala aktivitas.

"Memang kadang sepak bola itu di luar logika kita. Termasuk ketika ada penonton yang masuk ke lapang itu tidak bisa dihindari," kata dia.

Untuk kasus penonton yang kesal karena timnya alami rentatan kekalahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Sehingga mereka terpancing turun ke lapang uintuk berbincara kepada pemain dan memberikan motivasi.

"Tapi kalau SOP-nya benar dalam penanganan penonton, tidak akan ada kasus seperti di Kanjuruhan Malang," ujar Tobias.

3. Komunikasi jadi kunci bagi suporter dukung tim secara benar

Suporter adalah Ruh dari Sepak Bola Indonesia yang Harus DijagaIDN Times/Debbie Sutrisno

Menurut Tobias, kasus di Kanjuruhan Malang Sabtu kemarin bisa jadi bentuk komunikasi yang tidak berjalan baik antara klub, aparat, panitia penyelenggara, dan para pendukungnya. Sebab, satu hari sebelum pertandingan biasanya ada pertemuan antara elemen termasuk suporter untuk memastikan laga bisa berjalan dengan aman.

Pertemuan itu juga memaparkan mengenai pola pengamanan hingga alur masuk dan keluar dan bagaimana aparat bertindak ketika ada hal yang tidak diinginkan.

"Jadi selalu ada imbauan apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan pada saat hari pertandingan," kata dia.

Pun di sebuah komunitas, suporter tidak pernah diajarkan untuk melakukan aksi anarkis. Edukasi agar bisa menyaksikan pertandingan dengan aman dan nyaman terus disuarakan lewat berbagai media.

"Jadi hampir tidak mungkin ada sosialisasi yang buruk gitu," paparnya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya