PT INTI Bakal Produksi Tabung Gas dari Komposit Serat, Amankah?

Tabung gas elpiji dibutuhkan untuk masyarakat

Bandung, IDN Times - PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) (INTI) siap memproduksi tabung liquified petroleum gas (elpiji) composite, untuk pertama kalinya di Indonesia. Produksi tabung gas berbahan komposit serat diyakini memiliki sifat mekanik, kekakuan, dan ketahanan panas yang lebih baik ketimbang logam.

Direktur Utama PT INTI (Persero) Darman Mappangara mengatakan, keinginan membuat tabung gas LPG nonlogam sejalan dengan keseriusan pemerintah yang semakin gencar melakukan konversi energi dari penggunaan minyak tanah menjadi gas LPG. Karena dengan kebutuhan tersebut maka jumlah tabung gas akan ikut meningkat.

Dalam pelaksanaan produksi ini, PT INTI bekerja sama dengan PT Sucofindo, dan PT Dinamika Utama Jaya. Kolaborasi antara perusahaan pelat merah dan swasta ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tabung gas yang terus meningkat.

"Ini sekaligus mendukung PT Pertamina (Persero) yang mendapat tugas dari pemerintah untuk mendistribusikan bahan bakar yang tersedia dalam ukuran 3 kilogram (kg), 5,5 kg, serta 12 kg," ujarnya dalam penandatanganan kerja sama di kantor PT INTI, Rabu (18/9).

1. Siap memproduksi 1.000 tabung gas per hari

PT INTI Bakal Produksi Tabung Gas dari Komposit Serat, Amankah?Dok.IDN Times/Istimewa

Dalam kesepakatan ini ketiga perusahaan melakukan pembagian tugas, di mana PT INTI akan menyediakan sarana dan prasarana pabrik untuk produksi Tabung Elpiji Composite, PT Dinamika Utama Jaya yang merancang sarana dan prasarana produksi, sedangkan PT Sucofindo berperan melakukan pengawasan kendali mutu berbasis sistem teknologi informatika terhadap barang yang sudah dibuat, sekaligus pengawasan saat penyebaran dan pengisian Tabung LPG Composite. Rencananya, produksi Tabung elpiji Composite ini akan dipusatkan di pabrik yang beroperasi di atas lahan seluas 80.000 meter persegi milik PT INTI.

Pada tahap awal produksi, Tabung elpiji Composite yang telah mengantongi lisensi dari Hyundai BS&E itu akan diproduksi dalam dua shift, dengan kapasitas rata-rata sekitar 1.000-1.200 tabung per hari, dalam satu line produksi. "Harapannya, kapasitas produksi ini dapat terus meningkat dan memenuhi kebutuhan Tabung elpiji Composite di pasar ekspor dan domestik di masa mendatang," ujarnya.

Darman menambahkan, penyiapan sarana dan prasarana produksi ini sesuai dengan misi perusahaan untuk menjadi pionir tumbuhnya industri dalam negeri.

2. Keberadaan tabung ini akan memberikan nilai tambah

PT INTI Bakal Produksi Tabung Gas dari Komposit Serat, Amankah?Dok. Pertamina

Sementara itu, Direktur Utama PT Sucofindo Bachder Djohan Buddin mengatakan, perusahaannya ini akan berperan sebagai pengawas kendali mutu berbasis sistem teknologi informatika terhadap tabung gas yang sudah dibuat di Indonesia. Selain itu, Sucofindo juga akan mengawasi penyebaran dan pengisian Tabung Gas elpiji Composite.

Dengan adanya tabung gas seperti ini, dia optimistis akan memberikan manfaat bagi negeri terkait penyediaan kebutuhan keseharian masyarakat. "Manfaat ini pun akan berdampak secara langsung dalam memberikan nilai tambah maksimal bagi semua pihak dan memperkuat proses bisnis masing-masing," ujarnya.

3. Masyarakat bisa memilih akan menggunakan tabung gas seperti apa

PT INTI Bakal Produksi Tabung Gas dari Komposit Serat, Amankah?Dok. Pertamina

Direktur Utama PT Dinamika Utama Jaya Zaenal Aziz, mengatakan, dengan adanya tabung gas berbahan komposit ini ke depannya masyarakat pengguna gas elpiji akan mendapatkan pilihan. Dia menyebut,, dengan menggunakan material berbahan komposit, tabung gas ini lebih aman dibandingkan tabung berbahan logam.

Selain itu, produk tabung gas berteknologi tinggi ini tidak hanya potensial untuk konsumsi dalam negeri, tapi juga memberikan peluang untuk pasar ekspor, yang tentunya akan memberikan devisa untuk negara.

"Dengan teknologi terkini dari Hyundai, PT Dinamika Utama Jaya akan merancang sarana dan prasarana produksi, yang pada akhirnya akan menghasilkan tabung gas yang tidak hanya aman, tapi juga berteknologi tinggi," kata dia.

Baca Juga: [BREAKING] Dalam 4 Tahun, Menpora Imam Nahrawi Diduga Terima 26,5 M

Baca Juga: Abdul Karim, dulu Atlet Pencak Silat kini Kalapas Sukamiskin

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya