Mantan Pebalap Motor Tjejep Heriyana Dapat Tiket MotoGP Mandalika

Bandung, IDN Times - Keinginan mantan pebalap nasional Tjetjep Heriyana untuk menonton langsung balap MotoGP akhirnya terkabul. Pebalap nasional yang mengharumkan nama Indonesia di era 1970-an ini mendapatkan tiket gratis nonton MotoGp di Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Emil menuturkan, tiket tersebut sebagai bentuk apresiasi kepada Tjetjep. Apalagi ketika masih aktif balapan, Tjejep mampu berprestasi dan membawa nama baik Republik Indonesia.
"Pak Tjetjep ini orang yang punya minat kuat di bidang otomotif. Prestasi beliau diakui dunia. Jadi, ini bentuk apresiasi dari Pemda Provinsi Jabar untuk beliau yang sudah sangat berjasa membawa nama negara," kata Emil melalui siaran pers dikutip, Jumat (18/3/2022).
1. Selama ini hanya menikmati balapan MotoGP dari televisi
Emil berharap Tjetjep berbahagia dengan apresiasi berupa tiket MotoGP Sirkuit Mandalika. Harapannya kado ini bisa memuaskan hasrat beliau yang sudah dari dulu ingin nonton langsung MotoGP.
Tjetjep berangkat menuju Lombok bersama anak dan cucunya kemarin, Kamis (17/3/2022). Tjetjep merasa bahagia dan antusias untuk menyaksikan ajang 'kuda besi' di Mandalika secara langsung. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada Kang Emil.
"Terima kasih banyak Pak Gubernur. Saya enggak bisa ungkapkan apa-apa. Pokoknya saya senang sekali. Karena selama ini hanya bisa melihat MotoGP di TV," ucap Tjetjep.
2. Tjetjep sudah balap motor sejak umur 13 tahun
Kecintaan Tjetjep kepada balap motor sudah muncul sejak usia 13 tahun. Ia secara otodidak belajar banyak hal untuk mengasah kemampuan balapnya. Salah satunya belajar ke Jerman dan Italia untuk belajar banyak hal mengenai mesin motor.
Ada banyak trofi yang Tjetjep raih selama berkarier sebagai pembalap motor. Ketika ditanya jumlah medali dan trofi yang pernah diraih, ia mengaku tidak ingat seratus persen.
"Sekitar 110 medali. Tapi, sekarang cuma ada 10 kalau tidak salah," katanya.
Prestasi tertinggi Tjetjep adalah juara 3 Grand Prix Macau pada 1970. Empat tahun berselang, Tjetjep terpaksa pensiun dari dunia balap motor. Kecelakaan di GP Batu Tiga, Kuala Lumpur, Malaysia, memastikan kondisi fisiknya tidak dapat lagi beradu cepat motor di sirkuit.
Meski begitu, Tjetjep tidak pernah betul-betul meninggalkan dunia balap motor sepenuhnya. Ia masih mengikuti perkembangan dunia balap motor, mulai dari pembalap yang beradu cepat di MotoGP, perkembangan mesin motor balap, sampai Sirkuit Mandalika.
3. Berdoa agar pebalap dari Indonesia bisa kembali menorehkan prestasi
Tjetjep pun berharap Sirkuit Mandalika bisa memotivasi pembalap-pembalap Indonesia untuk menorehkan prestasi di kancah internasional. Apalagi para pebalap motor Indonesia pada 1970-an selalu diperhitungkan negara lain.
" Tahun 70-an, 68 sampai 70 lebih, di Asia Tenggara, pembalap Indonesia paling jago, paling ditakutin. Pembalap Indonesia berani dan bagus-bagus," katanya.
Tjetjep sendiri akan berulang tahun yang ke-83 pada 26 Maret 2022. Tiket menyaksikan langsung MotoGP dari Kang Emil merupakan kado terindah. Tjetjep pun tidak sabar mendengar deru mesin motor MotoGP.