Ini Harapan Millennial di Jabar Terhadap Presiden Terpilih Nanti
IDN Times/Debbie Sutrisno
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Pemilihan Umum (pemilu) 2019 telah selesai dilaksanakan. Meski terjadi berbagai persoalan teknis, tapi mayoritas masyarakat Indonesia yang terdaftar sebagai pemilih telah memberikan suaranya untuk menentukan pemimpin di pemerintahan maupun legislatif dalam lima tahun ke depan.
Lalu bagaimana pandangan sejumlah mahasiswa yang ikut menjadi pemilih pemula dalam pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan legislatif (pileg) 2019? IDN Times bertemu dengan Alisha Nurkhairina dan Wiwiet Dwi Aryani yang merupakan mahasiswi dari salah satu perguruan tinggi swasta.
Mereka pun berharap banyak kepada pemimpin terpilih agar amanah dalam menjalankan amanat rakyat dan menjadikan Indonesia lebih sejahtera.
1. Biaya pendidikan jangan hanya negeri saja yang diturunkan
QuipperBerkuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung, Wiwiet berharap agar pemerintah dan wakil rakyat dari tingkat pusat hingga daerah bisa berperan dalam menurunkan dana pendidikan di kampus swasta. Dia menilai selama ini pemerintah hanya fokus pada kampus negeri dalam hal uang pangkal maupun anggaran. Padahal jumlah mahasiswa-mahasiswi yang kuliah di kampus swasta pun sangat banyak dan bisa dikatakan jumlahnya lebih besar daripada yang kuliah di kampus negeri.
"Semoga gak cuman di (universitas) negeri saja yah, karena swasta juga kan banyak yang ingin kuliah murah," ujar Wiwiet ditemui, Kamis (18/4).
2. Perluas lapangan kerja untuk lulusan kampus
Pexels.com/RawpixelTak hanya berharap tentang murahnya dana pendidikan di kampus swasta, Wiwiet juga meminta pemerintahan ke depan bisa menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat dalam negeri, khususnya wisudawan dari berbagai perguruan tinggi.
Menurutnya, banyak alumni dari berbagai perguruan tinggi yang mengeluh sulit mendapat pekerjaan. Padahal selama ini pemerintah telah menjanjikan bakal membuka lapangan pekerjaan seluas mungkin agar serapan tenaga kerja semakin banyak.
Baca Juga: KPU: Tunggu Hasil Resminya untuk Klaim Kemenangan Pemilu 2019
Baca Juga: Ridwan Kamil: Presiden Terpilih Jangan Hanya Cari Suara di Jabar
3. Jangan biarkan hukum tajam ke bawah tapi tumpul ke atas
Pixabay.com/SuccoSementara itu, Alisha mengatakan, tak hanya persoalan pendidikan dan lapangan kerja, satu hal yang juga harus diselesaikan oleh pemerintahan lima tahun ke depan yakni persoalan hukum yang selama ini masih menjadi sorotan.
Dia mencontohkan, kasus penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, yang hingga dua tahun belum juga selesai. Padahal kejadian ini merupakan tamparan bagi pemerintah yang sedang fokus memberantas para koruptor negeri.
"Tolong diselesaikan semua. Juga kasus-kasus masyarakat kecil seperti kemarin kan ada kasus Audrey," paparnya.
4. Menanti hasil real count KPU
IDN TimesDi sisi lain, terkait dengan ramainya hitung cepat (quick count) yang dilakukan sejumlah lembaga survei, Wiwiet dan Alisha merasa apa yang dilakukan lembaga ini kurang meyakinkan. Sebab dalam beberapa kali pemilihan umum di tingkat daerah, masih ada saja lembaga survei yang tidak tepat dalam menyajikan datanya.
"Misal ada lembaga survei yang memenangkan calon A, tapi pas KPU rilis hasilnya yang menang calon B. Jadi kita nunggu aja nanti hasil yang real count KPU deh," papar Wiwiet.
