ITB dan Unjani Belum Ada Aturan Khusus Cegah Mahasiswa Gunakan Pinjol

Upaya preventif digunakan agar mahasiswa tidak terjerumus

Bandung, IDN Times - Kasus-kasus yang berkaitan dengan pinjaman online atau Pinjol sudah menyasar kelompok mahasiswa, salah satunya di Institur Pertanian Bogor (IPB). Munculnya kasus ini seharusnya menjadi lampu kuning agar kampus memberikan aturan kuat guna menekan terjadinya peristiwa serupa.

Meski demikian, beberapa kampus di Bandung Raya belum memberikan aturan tegas soal mahasiswa agar tidak terjerat dengan pinjil. Beberapa kampus baru menerapkan upaya preventif agar mahasiswa tidak terjerumus dalam jeratan pinjol.

1. Unjani hanya berikan sosialisasi agar mahasiswa tidak terjerat pinjol

ITB dan Unjani Belum Ada Aturan Khusus Cegah Mahasiswa Gunakan Pinjolilustrasi pinjaman online (IDN Times/Aditya Pratama)

Salah satu kampus yang baru menerapkan tindakan preventif yaitu Universitas Achmad Yani atau Unjani. Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Arlan Siddha mengatakan, hingga saat ini aduan mahasiswa yang tertipu oleh pinjol masih belum ada. Hanya saja manajemen kampus sadar dan berupaya melakukan pencegahan.

"Sebenarnya dari awal kami selalu memberikan penekanan kepada mahasiswa melalui sosialisasi dan lain sebagainya untuk mengontrol mahasiswanya agar tidak terjerat," ujar Arlan saat dihubungi, Kamis (26/1/2023).

2. Mahasiswa banyak pinjam uang karena prosesnya mudah

ITB dan Unjani Belum Ada Aturan Khusus Cegah Mahasiswa Gunakan Pinjolilustrasi pinjaman online (IDN Times/Aditya Pratama)

Dengan belum adanya kasus mahasiswa yang terlilit pinjol, Arlan menjelaskan, aturan yang diterapka  baru sebatas pencegahan preventif dan belum ada yang mengkhususkan agar mahasiswa tidak terjerat pinjol.

"Unjani baru sebatas sosialisasi usaha membuat sistem atau bagaimana selamjutnya kami belum (melakukan tindakan). Ini baru preventif agar terhindar dan berhati-hati dalam dunia fintech," ungkapnya.

Berdasarkan analisis pribadi, Arlan mengatakan, mahasiswa terjerat pinjol bisa jadi karena proses mendapatkan pinjamannya sangat mudah. Sehingga, upaya untuk memikirkan agar tidak meminjam uang melalui pinjol sejauh ini belum ada.

"Mahasiswa tidak bisa berpikir panjang untuk melakukan hal ini. Pengaruh lingkungan juga kuat, misal perilaku hedon dan berpoya-poya sehingga mereka berpikir pendek. Sebagai bidang kemahasiswaan saya selalu ingatkan agar tidak terlalu berlebihan," kata dia.

3. ITB juga hanya berikan sosialisasi pada mahasiswa

ITB dan Unjani Belum Ada Aturan Khusus Cegah Mahasiswa Gunakan PinjolPolda Metro Jaya gerebek kantor pinjaman online (pinjol) ilegal di salah satu ruko Pantai Indah Kapuk, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu malam (26/1). ANTARA/Fianda Sjofjan Rassat.

Sama dengan Unjanj, ITB juga baru sekadar menggunakan metode yang hampir serupa, yaitu sosialisasi. Kampus Ganesha belum memiliki regulasi untuk mengatur para mahasiswa tidak menggunakan pinjol.

Direktur Kemahasiswaan ITB, Dr. G. Prasetyo Adhitama melalui Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Dr. Naomi Haswanto mengatakan, upaya untuk mencegah mahasiswa terjerat pinjol tetap ada. Salah satunya dengan mengadakan sosialisasi.

"Kerja sama dengan bank-bank (swasta dan BUMN) untuk sosialisasi literasi keuangan ke mahasiswa lewat seminar, dan saturday lesson," ujar Naomi.

Selain itu, Naomi juga menegaskan, ITB belum menemukan laporan soal adanya mahasiswa yang terlilit pinjol. Ia meyakini jika mahasiswa ITB banyak yang tidak tertipu dengan pinjol.

"Rasanya belum ada laporan mahasiswa (ITB) yang terlilit pinjol," kata dia.

4. Seharusnya kampus berikan literasi finansial pada mahasiswa

ITB dan Unjani Belum Ada Aturan Khusus Cegah Mahasiswa Gunakan PinjolMural bahaya pinjaman online (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI, Prof. Amir Machmud mengatakan, banyaknya mahasiswa yang terjerat pinjol bisa jadi karena minimnya literasi digital. Sehingga, mahasiswa tidak berpikir panjang dalam melakukan pinjaman online.

"Karena liternasi finansial kalangan mahasiswa masih rendah. Solusinya peningkatan literasi dan ini tentu harus memberikan literasi lebih baik tentang bagaimana dampak pinjol," ujar Amir.

Setahunya, kasus mahasiswa IPB yang terjerat pinjol ialah disebabkan oleh jeratab investasi bodong. Padahal, niat peminjaman dari mahasiswa sudah bagus untuk berinvestasi. Hanya saja, dengan minimnya literasi digital, mahasiswa akhirnya terjerat pinjaman yang berbunga.

"Jadi ingin cepat dan instan, itu karakter generasi muda kita. Mau cepet, makanya minjem dan akhirnya tertipu," ucapnya.

Mahasiswa seharusnya bisa lebih banyak mendapatkan literasi finansial dari kampusnya. Sebab, hal ini bisa menekan terjadinya kasus pinjol di kalangan mahasiswa.

"Semua berawal dari uang, jadi kita dikendalikan oleh uang, harusnya uang yang kita kendalikan. Harus berpikir prioritas dan apa adanya, jadi kalau bukan kebutuhan jangan diprioritaskan. Peningkatan literasi finansial juga perlu," kata dia.

Baca Juga: Demi Gaya Hidup, Millennial Korban Pinjol: Gali Lubang Tutup Lubang

Baca Juga: Masuk Kejahatan Paling Menonjol di 2022, Kapolda Metro Soroti Pinjol

Baca Juga: Ngakak! 9 Chat Absurb Warga +62, Terlilit Pinjol Sampai Dicuekin Ayang

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya