TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

2 Tahun Oded-Yana dan Kado HJKB: Pembangunan Bandung Jalan Ditempat!

Wali Kota Bandung diminta segera evaluasi sekda dan kadis

IDN Times/Humas Bandung

Bandung, IDN Times - Momen Hari Jadi Kota Bandung (HJKB) ke-210 dan dua tahun kepemimpinan Wali Kota Bandung Oded M Danial bersama wakilnya Yana Mulyana mendapat sorotan tajam dari sejumlah pihak. Sejumlah keberhasilan yang diklaim sukses diraih Pemerintah Kota Bandung sejak dua tahun kepemimpinannya ternyata dinilai masyarakat Kota Bandung masih belum maksimal.

Bahkan, Ketua Pusat Studi Politik & Keamanan (PSPK) Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung, Prof Muradi menilai, pembangunan Kota Bandung sejak dipimpin Oded-Yana masih terasa jalan ditempat.

Muradi menyebutkan, program unggulan Oded-Yana dan menjadi janji politik saat kampanye pada 2018 lalu belum nampak secara masif. Hal itu terlihat dari tidak adanya perubahan pembangunan yang signifikan di Kota Bandung selama dua tahun memimpin.

"Sebenarnya, pembangunan di Kota Bandung bisa dilihat dari 2 tahapan minimal yakni secara fisik dan psikologisnya. Nah, selama dua tahun ini saya kira publik dihadapkan pada dua hal, pertama tidak bisa lihat apa yang sudah dihasilkan oleh Oded Yana dan kedua indeks kebahagiaanya atau rasa nyamanya juga relatif tidak kelihatan," kata Muradi, Sabtu(26/9/2020).

Baca Juga: Dua Tahun Memimpin Kota Bandung, Ini Tugas Terberat Oded-Yana

1. Banyak janji politik Oded-Yana yang belum terealisasi di masyarakat

IDN Times/Humas Bandung

Muradi menuturkan, Oded seharusnya memiliki kekuatan untuk memulai berbagai program unggulan yang menjadi janji politik, salah satunya yakni Religi Center atau tempat kegiatan berbagai keagamaan. Namun hingga kini Religi Center belum hadir di tengah-tengah masyarakat meski telah memimpin dua tahun.

"Jadi saya merasa dalam dua tahun ini banyak hal yang belum dilakukan oleh Pemkot terutama, misal Oded dan Yana itu bestline nya agama dulu ingin punya Religi Center itu belum keliatan, atau dulu pernah ingin buat Muslim Kuliner, itu juga tidak kelihatan," ujar dia.

2. Pembangunan fisik masih jadi tolak ukur warga dalam pembangunan kota

IDN Times/Debbie Sutrisno

Muradi menyebutkan, masyarakat Kota Bandung masih menjadikan pembangunan fisik sebagai tolak ukur dalam keberhasilan kepemimpinan kepala daerah saat ini. Apalagi, jika melihat keberhasilan kepemimpinan wali kota sebelumnya yakni Ridwan Kamil.

Menurut dia, di saat dipimpin Ridwan Kamil sebagai wali kota Bandung, sangat terlihat pembangunan fisik yang terjadi. Dalam lima tahun kepemimpinan Ridwan Kamil banyak perubahan yang terjadi di Kota Bandung.

"Nah, dalam dua tahun ini, saya merasa belum lihat banyak perubahan. Tidak heran, publik juga menilai, ngapain aja dua tahun ini?" kata dia.

Menurut Muradi, merawat atau meneruskan warisan dari Ridwan Kamil bisa jadi untuk menutup sementara program yang belum berjalan. Namun hal tersebut, sepertinya tidak dilakukan Pemkot Bandung di bawah kepeminpinan Oded-Yana.

Tidak adanya tolak ukur pembangunan fisik yang dilakukan Oded-Yana dalam dua tahun terakhir ini bisa menjadi pukulan telak bagi keduanya, terutama dalam politik. Oded-Yana dinilai akan sulit menjual janji politik kepada warga jika ingin kembali maju pada Pilwalkot Bandung pada 2023, mendatang.

“Kalau ini tidak dirawat dan programnya belum jadi, bisa menjadi dua pukulan. Satu hal tidak menjaga yang sudah ada dan membangun juga tidak, saya kira kalau dikatakan lebih parah yah jalan di tempat,” tegasnya.

“Padahal sebenarnya itu bisa menjadi program yang bisa di jadikan beking program, program dia belum jalan ini dimunculkan kan saya kira cukup menarik bisa menjaga ritme bisa menjaga asas seolah-olah pemerintah ini berkerja dengan baik,” tambah Muradi.

3. Program unggulan di tahun pertama tidak dikembangkan dengan inovasi baru di tahun kedua

IDN Times/Humas Bandung

Muradi menyebutkan, tidak adanya perubahan yang signifikan membuat pertanyaan dasar di tengah masyarakat terkait kinerja Oded-Yana dalam dua tahun ini. Sebab, program strategis yang bisa dirasakan langsung masyarakat dinilai belum hadir saat ini.

"Dua tahun ini belum bisa dinilai berhasil atau tidak. Sebab, jika dilihat dari program unggulan, ada tidak yang diunggulkan Oded-Yana. Jika ada sejauh mana program itu dieksekusi, dan terakhir, ada tidak artefak atau bukti fisiknya? Nah, kalau ada silahkan saja ditunjukan, publik yang menilai," beber Muradi.

4. Dibutuhkan kolaborasi, kreatif, dan inovatif nyata untuk membangun Kota Bandung di tahun ketiga

IDN Times/Humas Bandung

Muradi mengatakan, Oded-Yana masih memiliki waktu untuk menyukseskan pembangunan di Kota Bandung. Namun, sisa kepemimpinan ini harus dilakukan dengan langkah-langkah yang lebih kreatif dan inovatif agar berbagai program unggulan bisa berjalan dengan maksimal dan dirasakan oleh masyarakat. 

Dia menyebutkan, Pemkot Bandung pada tahun pertama memiliki program unggulan sampah dengan sebutan Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, dan manfaatkan). Tetapi, di tahun kedua, program Kang Pisman ini seakan tidak berkembang dengan berbagai inovasi dan kreativitas.

Seharusnya, kata Muradi, persoalan sampah melalui Kang Pisman itu bisa mengubah budaya masyarakat dalam membuang sampah. "Kang Pisman di tahun pertama ini bagus. Tetapi, di tahun kedua sepertinya tidak dibarengi dengan inovatif baru yang bisa mengubah kultur masyarakat. Masyarakat sekarang tetap buang sampah secara normatif saja, tidak seperti Kang Pisman," ungkap dia. 

Baca Juga: Pengamat: 2 Tahun di Tangan Oded-Yana Pembangunan Bandung Terlalu Slow

Berita Terkini Lainnya