Darurat COVID-19, Warga Bandung Harus Disiplin Protokol Kesehatan
Pentingnya disiplin protokol kesehatan selama pandemi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times Jabar - Level kewaspadaan penyebaran virus corona di Kota Bandung masih berada di zona oranye. Namun, kasus penularan COVID-19 dalam beberapa hari terakhir mengalami peningkatan yang cukup drastis.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, kasus penularan COVID-19 begitu tinggi. Bahkan, angka positif rate-nya sudah melebih batas angka WHO, sehingga perlu kesadaran dari masyarakat Bandung untuk sama-sama memerangi pandemi ini.
Pemerintah Kota Bandung melalui tim gugus tugas, meminta kepada seluruh masyarakat Bandung untuk disiplin. Semua sektor yang telah mendapat relaksasi pun harus patuh aturan seperti kapasitas hanya diizinkan 50 persen saja.
"Semua sadar, jangan kalau tidak diawasi lalu beraktivitas seperti normal kalau ada masalah malah menyalahkan pemerintah. Pemerintah ini kurang, gugus kurang, kalau kesadarannya? Jadi penekanannya kesadaran masyarakat," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Bandung, Ema Sumarna di Balaikota Bandung, Rabu (25/11/2020).
1. Kondisi saat ini sudah mengkhawatirkan
Menurut Ema yang juga ketua gugus tugas Bandung, mengatakan kondisi pandemi yang sudah berjalan selama 8 bulan (aktif), saat ini sudah mengkhawatirkan. Karena setiap harinya ada laporan warga yang terkonfirmasi COVID-19. Bahkan beberapa hari ke belakang angkanya cukup banyak yakni bisa mencapai puluhan orang per hari.
Masyarakat tidak disiplin sudah terbukti di lapangan. Hal ini bisa dilihat dari angka secara kumulatif Kota Bandung. Sekarang sudah di atas angka 3.039, angka positif sudah diangka 484.
"Itu yang terkonfirmasi positif walaupun itu ada yang bergejala, ada yang tidak. Tapi kan kami sudah merasa khawatir. Dulu itu angka 132, sekarang sudah 484. Karena lompatan hariannya sudah masuk kategori puluhan," jelasnya.
Baca Juga: Bandung Darurat COVID-19, Angka Positif Rate Tinggi Melebih Batas WHO
Baca Juga: Ruang Isolasi di Kota Bandung Penuh, Termasuk Hotel S dan U