EVOS Esports: Tidak Ada Hubungan Teroris dengan PUBG
Alasan wacana larangan PUBG dianggap tak mendasar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times – EVOS esports Indonesia, sepertinya nama yang tak bisa dilepaskan dari perkembangan e-sports di Indonesia. Tim tersebut merupakan salah satu tim e-sports terbesar di Indonesia, tempat di mana gamers-gamers andal dalam negeri berkarier.
Evos sendiri membagi anggotanya ke dalam beberapa tim sesuai dengan jenis game yang mereka lakoni. Ada anggota yang tergabung dalam game Mobile Legend, Arena of Valor (AoV), hingga PUBG atau akronim dari PlayerUnknown’s Battlegrounds.
Soal PUBG sendiri, tahun ini merupakan game yang mulai dianggap penting. Seiring dengan maraknya turnamen e-sports di Indonesia, PUBG berkembang dan dimainkan baik oleh gamers profesional mau pun gamers-gamers amatir.
Nama PUBG dua hari ini kerap dikaitkan dengan aksi terorisme yang dilakukan oleh kelompok supermasi kulit putih terhadap jemaah masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3). PUBG yang merupakan game perang memang mudah dikaitkan dengan aksi tembak-tembakan terorisme di Selandia Baru.
Bagaimana Evos merespons dugaan itu?
1. Evos tak menemukan sisi negatif dari PUBG
Menurut Mechael Setiawan, Manajer Tim PUBG Evos kepada IDN Times, tim e-sportsnya tak mungkin melakoni PUBG jika game tersebut membawa dampak negatif bagi masyarakat Indonesia. Sebaliknya, bagi dia PUBG telah membawa banyak pengaruh positif bagi masyarakat.
“PUBG punya banyak sisi positif, seperti kerja sama tim dengan menciptakan strategi, pertemanan, membangun sikap, hingga bisa menjadi mata pencaharian bagi seseorang,” ujar Mechael, di Eldorado, Kabupaten Bandung, Sabtu (16/3).
Baca Juga: MUI Jabar Kutuk Aksi Penembakan di Masjid Christchurch Selandia Baru