TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Siswa SMA Negeri Jabar akan Dapat Kuota Internet Rp150 Ribu per Bulan

Cukup gak dengan uang ini untuk internet belajar?

Ilustrasi kegiatan belajar mengajar siswa-siswi SMA. (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Bandung, IDN Times - Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Jabar) berencana membelikan kuota internet kepada seluruh siswa sekolah menengah atas (SMA) Negeri selama proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) berlangsung. Pemberian kuota tersebut untuk mempermudah para siswa melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring (online).

Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jabar Dedi Supandi mengatakan, pemberian bantuan kuota ini setelah pihaknya melakukan survei dan evaluasi proses KBM secara daring dalam beberapa bulan ke belakang dampak pandemik COVID-19. Dari survei tersebut banyak siswa yang kesusahan belajar daring karena tak memiliki uang cukup untuk membeli kuota internet.

"Nah dari situ kami buatkan petunjuk teknis dalam kebijakan sekolah secara daring, salah satunya dengan membiayai kuota internet bagi siswa," ujar Dedi dalam konferensi pers, Kamis (16/7).

1. Dana internet diambil dari penggantian uang SPP

ilustrasi. IDN Times/Ita Malau

Menurut Dedi, anggaran untuk kuota internet yang dibagikan kepada seluruh siswa SMA Negeri ini diambil dari anggaran bantuan operasional pendidikan (BOP) yang jumlahnya mencapai Rp770 miliar yang selama ini dipakai pengganti uang sumbangan pembinaan pendidikan (SPP). Selain anggaran dari BOP, sekolah pun bisa memanfaatkan dana dari bantuan operasional sekolah (BOS) yang merupakan kucuran pemerintah pusat.

Sekolah bisa memanfaatkan dana dari BOS atau BOP, tapi tidak digunakan secara bersamaan. "Jadi tidak double. Pakai anggaran dari BOS atau BOP-nya," kata dia.

Untuk setiap bulan, siswa bisa mendapatkan kuota maksimal Rp150 ribu. Kuota sebesar ini diharap bisa mencukupi dalam pembelajaran siswa selama satu bulan.

2. Kuota internet berupa kartu yang dikirim pihak sekolah

Pixabay.com/fancycrave1

Dalam pembagian internet, lanjut Dedi, siswa atau orang tua siswa tidak usah datang ke sekolah. Pihak sekolah akan membeli secara kumulatif kuota internet dalam sebuah kartu.

Nantinya, kartu kuota internet itu akan dikirim ke rumah siswa masing-masing. "Jadi kartu sekali pakai gitu," kata dia.

3. Keluarga diharap ikut mengawasi penggunaan internet pada siswa

Ilustrasi belajar daring (IDN Times/Dokumen)

Terkait pengawasan, Dedi meminta setiap orang tua bisa ikut memantau apa yang dilakukan siswa ketika belajar dan menggunakan kuota internet dari sekolah. Jangan sampai kuota tersebut justru digunakan untuk hal lain di luar KBM, seperti bermain game online.

"Bagaimanapun pengawasan keluarga lebih efektif yah. Dan kita akan terus ingatkan kepada mereka di grup sekolah yang ada orang tua siswanya," ujar Dedi.

Baca Juga: Tahun Ajaran Baru, Sistem Belajar Daring dan Sederet Permasalahannya

Baca Juga: MPLS Daring, Kendala Susah Sinyal Masih Dirasakan

Berita Terkini Lainnya