TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ridwan Kamil Kritik Server Data COVID-19 Milik Pemerintah Sering Eror

Angka kasus di Jabar tetap tinggi dalam dua pekan terakhir

IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut server pendataan COVID-19 milik pemerintah pusat sering bermasalah. Hal ini berdampak pada pendataan COVID-19 di Jabar yang tiba-tiba melonjak. Padahal kasus yang dirilis hari tersebut bisa jadi merupakan kasus di hari-hari sebelumnya.

Hal ini disampaikan Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, setelah membaca pemberitaan di berbagai media massa yang menyebut ada lonjakan kasus dalam dua pekan terakhir. Padahal data yang dirlis itu 30 persen sampai 50 persennya adalah kasus lama yang baru terdata oleh pemerintah pusat.

"Itu (lonjakan kasus) gara-gara kasus lama ter-input. Itu banyak kendala (server) sehingga yang dilaporkan harian tidak mencerminkan tren (kasus yang siginifikan), kira-kira begitu," ujar Emil dalam konferensi pers di Gedung Sate, Senin (28/9/2020).

1. Server yang bermasalah membuat data jadi agak kurang ilmiah

Pixabay/PIRO4D

Menurut Emil, beberapa kali data dari Jabar dimasukkan ke pendataan pemerintah pusat melalui server yang diminta. Namun, tak jarang data yang dimasukkan malah tertolak.

Kemudian, data yang ditolak itu baru masuk di hari berikutnya, sehingga angkanya bisa tiba-tiba melonjak. Peristiwa ini yang membuat data COVID-19 di aplikasi Pikobar pun naik cepat.

"Inilah yang membuat datanya itu jadi agak kurang ilmiah," kata dia.

2. Siapkan server pendataan secara mandiri

Dok.IDN Times/Istimewa

Saat ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar telah ditugasi untuk membuat server sendiri dalam pengumpulan data dari seluruh daerah di Jabar. Server ini tidak akan digabung dengan pemerintah pusat sehingga pendataan kasus COVID-19 bisa lebih maksimal.

"Nah ini juga kami masih mencari cara bagaimana kita tampilkan selalu yang ditampilkan itu update harian," paparnya.

3. Kurva kasus positif di Jabar sebelumnya melonjak drastis

Dok.IDN Times/Istimewa

Warga Jawa Barat nampaknya harus semakin mengantisipasi penularan virus corona (COVID-19). Dengan banyaknya mereka yang masuk dalam kategori orang tanpa gejala (OTG), maka penularan bisa semakin masif ketika kita tidak menerapkan protokol kesehatan.

Berdasarkan laman pikobar.jabarprov.go.id jumlah kasus orang terpapar COVID-19 di Jabar telah mencapai 20.131 kasus. Pertumbuhan angka ini terbilang cepat dalam sepekan terakhir. Dalam dua hari terakhir saja sudah ada 1.538 kasus, di mana pada Jumat ada penambahan 804 kasus, dan kemarin ada 734 kasus.

Jika melihat kurva dalam sebulan ke belakang atau 26 Agutus 2020 angkanya penularan masih 178 kasus. Angka ini kemudian naik turun, meski kebanyakan justru melonjak.

Berita Terkini Lainnya