TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Puluhan Pedagang di Bandung Rela Antre Demi Jatah Minyak Goreng

Suplai minyak goreng belum selancar dulu

Seorang pedagang mengantre demi mendapat pasokan minyak goreng di Pasar Kosambi. IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Puluhan pedagang di Pasar Kosambi, Kota Bandung rela antre untuk mendapatkan minyak minyak goreng, Senin(21/2/2022). Mereka membawa berbagai jenis wadah seperti galon, jirigen, dan botol kemasan air minum dan dijajarkan di depan pintu masuk Pasar Kosambi.

Tak lupa mereka mengambil nomor antrean kepada petugas dari PD Pasar, sembari membayar sejumlah uang sesuai dengan permintaan minyak goreng.

Barojah salah satunya. Pedagang kebutuhan pokok di Pasar Kosambi ini membawa belasan jirigen untuk mendapat suplai minyak goreng. Duduk sendirian di tepi pasar, Barojah sabar menanti truk pengangkut minyak.

"Susah sekali sekarang mau dapat jatah minyak goreng. Ada yang bisa dapat tapi harus order dulu sehari atau dua hari sebelumnya. Mana harus bayar di muka lagi kalau mau dapat," ujar Barojah ditemui di sela-sela pembelian minyak goreng di Pasar Kosambi, Senin (21/2/2022).

1. Kelangkaan minyak goreng tidak pernah dirasakan pedagang

Pedagang mendaftarkan diri pada petugas sebelum membeli minyak goreng curah dari distributor. IDN Times/Debbie Sutrisno

Sudah 25 tahun Barojah berjualan minyak goreng. Namun, baru kali ini dia merasakan susahnya mencari stok barang tersebut. Padahal, biasanya minyak goreng sangat mudah didapat dan harganya tidak melambung seperti sekarang.

Harga minyak curah pun tidak main-main. Untuk satu liter minyak goreng curah Barojah harus mengeluarkan modal sekitar Rp14.0000 sampai Rp16.000. Minyak tersebut kemudian dia jual dengan harga maksimal Rp18.000 per liter.

Sedangkan minyak goreng kemasan harganya lebih tinggi sekitar Rp18.000 per liter hingga Rp20.000 per liter. Barang ini kemudian dia jual di kisaran Rp40.000 per dua liter.

"Karena barangnya tidak ada lagi pelanggan juga tidak rewel, mereka langsung beli," kata Barojah.

2. Berharap suplai minyak goreng tidak sulit

IDN Times/Debbie Sutrisno

Barojah pun berharap pemerintah bisa mengambil sikap agar suplai minyak goreng tidak susah dilapangan. Kebutuhan masyarakat akan minyak goreng sangat tinggi karena bukan hanya dipakai orang rumahan, melainkan para pedagang.

Jika suplai minyak goreng masih tersendat, maka banyak pedagang yang bisa gulur tikar karena salah satu bahan utama untuk berdagang ada di minyak tersebut.

"Penjualan minyak secara langsung ini sangat membantu pada pedagang. Makanya saya juga langsung beli banyak," kaya dia.

3. Belum ada informasi penimbunan minyak goreng

IDN Times/Debbie Sutrisno

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jabar, Eem Sujaemah menuturkan, operasi pasar kali ini dilakukan di tiga tempat, yaitu Pasar Kosambi, Pasar Sederhana, dan Pasar Kiaracondong. Masing-masing truk pengangkut membawa 8.000 liter yang dijual pada pedagang.

Harga per liter yang dijual kepada mereka Rp10.500 . Sehingga harga jual pada masyarakat diharap tidak lebih dari Rp11.500 per liter untuk minyak goreng curah. Harga tersebut sesuai dengan aturan Kementerian Perdagangan.

"Untuk hari ini dilakukan secara langsung oleh kami. Ke depannya ini akan langsung dilakukan distributor atau produsen. Jadi jangan ada panic buying (beli berlebihan) karena stok masih ada dan stabil," kata Eem.

Dia pun menegaskan selama ini dari pantauan Disperidag Jabar tidak ada aksi penimbunan oleh pedagang maupun distributor minyak goreng. Sehingga stok untuk pembeli dipastikan ada.

Baca Juga: Tak Seindah Ungkapan, Minyak Goreng di Kota Bandung Masih Sulit Dicari

Baca Juga: Atasi Kelangkaan Minyak Goreng, Disperindag Jabar Gelar Operasi Pasar

Berita Terkini Lainnya