TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemprov Jabar Utamakan Pengadaan Kendaraan Dinas  Bertenaga Listrik

Tidak hanya mobil, motor juga nantinya pakai yang listrik

Ilustrasi sepeda motor listrik (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Barat serius dalam melakukan pengurangan emisi karbon dengan pemanfaatan kendaraan listrik mulai dari mobil hingga motor. Saat ini sebanyak 22 mobil listrik sudah digunakan perangkat daerah di Jawa Barat.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Barat, Ai Saadiyah Dwidaningsih mengatakan, emisi gas rumah kaca (GRK) di provinsi ini diprediksi mencapai 135 juta ton CO2eq pada tahun 2030 dengan di mana banyak polusi disebabkan tranpostasi dan energi. Khusus untuk transportasi mencapai 31 persen.

Guna mengurangi bauran tersebut, Pemprov Jabar berupaya mengurangi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) salah satunya dengan penggunaan kendaraan listrik.

"Penggunaan mobil listrik oleh perangkat daerah termasuk upaya kita untuk bisa meningkatkan kepercayaan dari masyarakat bahwa penggunaan kendaraan listrik ini aman dan nyaman," kata Ai dalam sebuah diskusi di Bandung, Senin (6/3/2023).

1. Perbanyak penggunaan kendaraan listrik oleh perangkat daerah

IDN Times/Debbie Sutrisno

Menurutnya, demi mendukung upaya pemerintah pusat Pemprov Jabar pun sudah menginstruksikan memperbanyak pengadaan kendaraan listrik termasuk untuk sepeda motor. Dengan demikian ke depan ketika ada dinas yang ingin membeli kendaraan harus mengutamakan yang bertenaga listrik lebih dulu.

"Surat edarannya sudah ada seperti itu. Dari sisi anggaran pun disesuaikan agar bisa sesuai target," kata dia,

Ai menjelaskan, saat ini 22 kendaraan listrik yang dipakai perangkat daerah tidak membeli melainkan menyewa. Penyewaan ini dilakukan karena sesuai prosedur kendaraan untuk kepala dinas berada di angka tersebut, dan nominal itu belum bisa untuk membeli kendaraan listrik.

Dengan menyewa mobil tersebut nilai yang harus dikeluarkan lebih murah karena tidak ada biaya perawatan.

2. Penggunaan kendaraan listrik lebih menguntungkan karena hemat

ilustrasi mobil listrik (Dok.Kemenko Perekonomian)

Ai menjelaskan, dari sisi ekonomi pun sudah ada kajian yang dilakukan oleh PLN. Ternyata, penggunaan kendaraan listrik ini lebih menghemat anggaran. Yakni, dengan jarak 1,6 kilometer (km) untuk 1 KWH hanya dibutuhkan sekitar Rp346. Sementara, bila dibandingkan penggunaan BBM seperti pertalite uang yang harus dikeluarkan Rp10 ribu. Jadi, dengan jarak 1,6 KM ini membutuhkan sekitar Rp4 ribuan.

"Ini pengalaman saya dengan menggunakan kendaraan listrik ini dari mulai 1 Februari 2023 kemarin sudah mencatat atau sudah melakukan perjalanan sebanyak 3430 KM. Ini Membutuhkan sekitar 486 KWH, ini tinggal dikalikan saja apabila KWH nya menggunakan SPKLU dikalikan dengan Rp2.666 per KWH," katanya.

Ai melanjutkan, kalau dibandingkan dengan menggunakan kendaraan fosil di jarak yang sama 3.430 km itu membutuhkan sekitar 380 liter. Misalnya, kalau per liternya Rp16.300 pastinya sangat signifikan perbedaannya bila dibandingkan dengan menggunakan kendaraan listrik.

"Dengan jarak yang sama, kendaraan listrik hanya membutuhkan sekitar Rp1,4 juta Gitu ya tapi dengan kendaraan fosil ini dibutuhkan sekitar Rp6 juta," katanya.

Baca Juga: Mau Modif Motor Bensin Jadi Motor Listrik? Siapin Uang Segini ya!

Berita Terkini Lainnya