Pemkot Bandung Kawal dan Dampingi 12 Santriwati Korban Perkosaan Guru
Penanganan psikologis korban jadi hal utama
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Kasus pemerkosaan 12 santiwati di sebuah pesantren di Kota Bandung baru mencuat beberapa hari ke belakang. Padahal, kasus ini sudah dilaporkan ke pihak kepolisian sejak Mei 2021.
Namun, kasus ini tidak diungkap ke publik karena semua pihak fokus pada pendampingan korban. Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) sudah melakukan pendampingan ketika kasus ini diketahui.
"Tepatnya sejak awal Juni 2021 lalu, saya sudah tugaskan dinas untuk mengawal kasus asuslia tersebut," ujar Oded melalui siaran pers dikutip Jumat (10/12/2021).
1. Psikologis korban jadi fokus utama penanganan
Oded menuturkan, psikologis para korban ini menjadi fokus. Bukan hanya akibat kejadian yang dialaminya, namun jangan sampai anak mengalami perundungan. Karena informasi yang bermunculan berpotensi memperbesar risiko trauma hingga depresi.
"Saya juga sudah ingatkan pendampingan ini harus ekstra. Apalagi ini remaja di usia sekolah yang masih memiliki masa depan yang harus dijaga. Saya sudah tekankan semua hak-haknya bisa terpenuhi," tegasnya.
Oded juga berharap agar proses hukum yang sedang berjalan saat ini bisa menghasilkan keputusan seadil-adilnya. Sebab perbuatan HW sudah sangat mencederai nilai sosial, agama, bahkan kemanusiaan.
"Seharusnya institusi pendidikan adalah lembaga untuk menempa karakter anak. Apalagi guru agama, seharusnya mampu untuk menguatkan moral muridnya bukan malah merusaknya," ujarnya.
Baca Juga: Polda Jabar Tak Ungkap Alasan Guru yang Rudapaksa 12 Muridnya?
Baca Juga: Pemilik Ponpes Bandung Perkosa 12 Muridnya, Ridwan Kamil Marah
Baca Juga: Oded M Danial Minta Guru Agama yang Perkosa Santri Dihukum Berat