TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menanti Tuah Rebana Metropolitan, Pusat Perekonomian Baru Jawa Barat

Ada 13 kawasan industri di bangun di Rebana

Pembangunan Subang Smartpolitan yang merupakan bagian dari Rebana Metropolitan. ANTARA Foto/Raisan Al Farisi

Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Barat semakin serius dalam membangun pusat perekonomian baru dengan merancang kawasan Rebana Metropolitan. Daerah ini akan menjadi kawasan metropolitan ketiga di Jawa Barat (Jabar) setelah Bodebek (Bogor-Depok-Karawang) dan Bandung Raya.

Dalam gelaran West Java Investment Summit (WJIS) 2020, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil secara gamblang menjabarkan tekadnya untuk menyukseskan Rebana Metropolitan di depan para calon investor. Dia menyebutkan, kawasan bakal memiliki masa depan cerah dibandingkan dua metropolitan sebelumnya di Jabar.

Rebana Metropolitin berada di lima kabupaten/kota, yaitu Cirebon, Subang, Sumedang, Majalengka, dan Indramayu. Berbagai industri pun akan dibangun di daerah ini dengan penunjang infrastruktur yang sudah dipersiapkan yakni pelabuhan Patimban dan bandara Kertajati.

1. Lima konsep utama diusung dalam kawasan Rebana Metropolitan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Emil mengatakan, ada lima hal utama yang menjadi dasar pembangunan Rebana Metropolitan. Pertama, kawasan ini akan terintegrasi, di mana konektivitas antara pusat logistik, industri perkebunan, daerah perkotaan, dan daerah sub-perkotaan sebagai serta sinergi dalam rantai logistik besar, industri menengah, dan kecil.

Kedua, adalah inovatif. Sistem ini membuat pembangunan daerah berdasarkan inovasi teknologi, ekonomi kreatif, kewirausahaan dan manusia yang inovatif sumber daya untuk menyambut industri 4.0 di masa depan.

Ketiga, kolaborasi. Kerja sama antara pemangku regional(pusat, provinsi, dan kota pemerintah, bisnis, industri, akademisi, dan komunitas) menjadi sangat penting membangun kawasan ini.

Keempat, sangat kompetitif. Konsep ini memudahkan dalam iklim usaha karena didukung oleh kemudahan dan fasilitas fiskal dan nonfiskal sebagai serta kesiapan berbagai penunjang infrastruktur.

Kelima, berkelanjutan. kawasan industri ramah lingkungan untuk meminimalkan emisi karbon sambil mempertahankan bidang pertanian pangan berkelanjutan.

2. 13 area industri akan dibangun di Rebana Metropolitan

Pembangunan Subang Smartpolitan yang merupakan bagian dari Rebana Metropolitan. ANTARA Foto/Raisan Al Farisi

Sebagai salah satu pusat perekonomian baru yang di dalamnya terdapat banyak kawasan industri, setidaknya ada 13 klaster yang bakal dibangun.

1. Cipali West Subang (10,408 Ha)
2. Butom (4,092 Ha)
3. Tukdana (563 Ha)
4. Patrol (4,141 Ha)
5. Cipali East Subang (4,806 Ha)
6. Losarang (6,710 Ha)
7. Cirebon (1,815 Ha)
8. Kertajati (1,415 Ha)
9. Cipali Indramayu (2,875 Ha)
10. Krangkeng (3,452 Ha)
11. Balongan (2,122 Ha)
12. Patimban (542 Ha)
13. Jatiwangi (972 Ha)

"Rebana Metropolitan diproyeksikan sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi Jabar di masa depan melalui pengembangan kawasan industri yang terintegrasi, inovatif, kolaboratif, berdaya saing tinggi, serta berkelanjutan," ujar Emil dalam pembukaan WJIS 2020, Senin (16/11/2020).

Integrasi yakni mewujudkan sinergi pengembangan kawasan melalui integrasi rantai logistik industri besar-menengah-kecil dan peningkatan konektivitas kawasan untuk integrasi hub logistik-kawasan industri-kawasan perkotaan-kawasan perdesaan.

Baca Juga: Patimban Direncanakan Jadi Kota Tersendiri untuk Kawasan Rebana

3. Subang Smartpolitan akan menjadi tolak ukur pembangunan Rebana Metropolitan

Pembangunan Subang Smartpolitan yang merupakan bagian dari Rebana Metropolitan. ANTARA Foto/Raisan Al Farisi

Dalam WJIS 2020 hari ketiga, Emil menyaksikan secara virtual groundbreaking ceremony Subang Smartpolitan oleh PT Suryacipta Swadaya dari Gedung Pakuan. Subang Smartpolitan merupakan satu dari 13 kota baru di Rebana Metropolitan.

Subang Smartpolitan pun menjadi benchmark atau tolak ukur pembangunan di Rebana Metropolitan. Kawasan ini didesain memiliki tiga nilai, yaitu tinggal, bekerja, dan berekreasi di situ.

Emil menuturkan, konektivitas Subang Smartpolitan disokong akses tol, pelabuhan internasional, hingga bandara internasional.

"Semoga Subang Smartpolitan mengawali dan terus menjadi pelopor kesuksesan di masa depan, mudah-mudahan 10 sampai 20 tahun lagi akan memanen apa yang kita groundbreaking-kan hari ini," tuturnya.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) Johannes Suriadjaja mengatakan, pihaknya sudah puluhan tahun berpengalaman dalam mengembangkan kawasan, salah satunya Kuningan di Jakarta.

Kini melalui Subang Smartpolitan dengan nilai investasi mencapai lebih dari Rp8 triliun, PT Suryacipta Swadaya di bawah naungan Surya Internusa Group berupaya menghadirkan kota industri yang berkelanjutan dengan teknologi mutakhir.

Dengan konsep "Smart and Sustainable City", Subang Smartpolitan akan menawarkan alokasi lahan untuk industri, komersial, hunian, area hijau, hingga fasilitas publik di area seluas 2.717 hektare.

"Live, learn, work, play, and entertain itu bagaimana kita harus hidup, bersama dengan kemajuan teknologi dan mengurangi global warming, membangun smart dan sustainable city untuk masa depan manusia," ucap Johannes.

Terletak di jantung Jabar, Subang Smartpolitan berjarak sekitar 40 km dari Pelabuhan Patimban, 70 km dari Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, 90 km dari Jakarta, dan 90 km dari Bandung.

Sementara itu, Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (RI) Dody Widodo, Subang Smartpolitan bisa membantu menciptakan lapangan pekerjaan khususnya di Jabar.

"Ini bisa menjadi batu loncatan untuk pertumbuhan ekonomi. Dan di 2030 atau 2040 bisa menjadi salah satu tulang punggung ekonomi nasional," kata Dody.

Baca Juga: Ridwan Kamil Tawarkan Investor Bangun Kawasan Rebana Metropolitan 

4. Rebana Metropolitan diprediksi bisa mendongkrak perekonomian daerah hingga 10 persen

Pelabuhan Patimban berada di Kabupaten Subang. Dokumen Kemenhub

Menurut Emil, melalui Rebana Metropolitan pada 2030 Pemda Provinsi Jabar berupaya meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi hingga 10 persen, pertumbuhan nilai investasi hingga 17 persen.

"Dan kawasan ini diprediksi akan menciptakan kurang lebih 4,3 juta lapangan pekerjaan baru pada 2030," ujarnya.

Adapun saat ini, dukungan infrastruktur yang sudah ada di kawasan Rebana Metropolitan antara lain jalan nasional, Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dan Palimanan-Kanci (Palikanci), rel Cikampek-Cirebon, Pelabuhan Balongan, Cirebon, dan Patimban (Tahap I), BIJB Kertajati, serta terminal Subang, Indramayu, dan Cirebon. Kebutuhan energi juga tersedia, antara lain lewat dam di Cipancuh, Jatigede, dan Setupatok, kilang minyak Balongan, geothermal di Ciremai, hydro power Jatigede, hingga PLTU di Indramayu.

Untuk mendukung pengembangan Rebana Metropolitan ini, berbagai proyek infrastruktur pun tengah dan direncanakan dibangun, antara lain Pelabuhan Patimban Tahap II, Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), tol akses Patimban, tol Kertajati, reaktivasi rel Rancaekek-Kertajati, LRT Cirebon Raya-Kertajati, hingga SPAM Jatigede dan TPPAS Cirebon Raya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Tawarkan Investor Bangun Kawasan Rebana Metropolitan 

Baca Juga: Warga Lokal Jangan Jadi Penonton Dalam Proyek Kawasan Rebana 

Baca Juga: Pandemik COVID-19 Tak Menyurutkan Minat Investasi ke Jawa Barat

5. Jawa Barat menarik bagi investor, tinggal bagaimana mereka tidak dipersulit untuk berinvestasi

Ilustrasi investasi (IDN Times/Sukma Shakti)

Kepala Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Herawanto mengatakan, Jabar merupakan daerah yang sangat strategis untuk investor menginvestasikan dananya di berbagai sektor. Iklim investasi di provinsi ini pun sangat menunjang dengan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni.

Sebagi provinsi dengan jumlah populasi paling banyak, Jabar memainkan peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Konsumen yang dinamis pun bisa berdampak para perkembangan investasi di sini.

"Infrastruktur dan SDM yang ada di Jabar ini sangat menunjang. Maka daya saing dari produk yang dihasilkan akan lebih baik," papar Herawanto.

Tak hanya sektor manufaktur, Jabar pun memiliki sektor pariwisata yang bisa dikembangkan oleh para investor. Keberadaan pariwisata akan memberikan dampak besar pada pembangunan infrastruktur lainnya.

Baca Juga: Jabar Cari Investasi Rp5,8 Triliun untuk Kembangkan 76 Wisata Baru 

Berita Terkini Lainnya