Maksimalkan Retribusi Parkir di Lingkungan Kampus dan Parkir Meter
Dishub harus tegas dalam persoalan tarif parkir
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Pemerintah Kota Bandung tengah berupaya meningkatkan pendapatan daerah dari retribusi parkir di pusat perbelanjaan. Namun cara ini dianggap kurang tepat karena bisa berdampak pada semakin banyaknya parkir liar di dekat pusat perbelanjaan tersebut.
Pengamat transportasi Sony Sulaksono menuturkan, terdapat cara lain bagi pemerintah kota untuk meningkatkan pendapatan dari lahan parkir, salah satunya dengan parkir liar yang selama ini ada di sejumlah perguruan tinggi serta memaksimalkan parkir meter.
1. Banyak kendaraan mahasiswa terparkir liar di luar kampus
Sony mengatakan, parkir liar yang ada di sejumlah kampus di Kota Bandung saat ini menjamur. Minimnya lahan parkir di dalam kampus membuat jalanan di sekitar perkuliahan kemudian dijadikan lahan parkir liar.
Jumlah kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang terparkir setiap harinya sangat banyak. Mahasiswa yang membawa kendaraan ini bukan hanya yang jarak rumahnya jauh dari kampus, bahkan mereka yang tinggal di kos-kosan dekat kampus pun kerap datang untuk berkuliah menggunakan kendaraan.
Sony yang juga dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) ini mencontohkan, sepanjang jalan Ganesha di depan ITB banyak sekali kendaraan terparkir yang mayoritas diisi mahasiswa. Pembayaran parkir pun dilakukan oleh juru parkir (jukir) dan tidak diketahui secara pasti ke mana uang parkir itu masuk.
"Kenapa harus kampus? Karena memang sangat berpotensi," ujar Sony ketika dihubungi, Rabu (10/4).
Selain di ITB masih banyak tempat parkir di berbagai kampus seperti di Universitas Islam Bandung (Unisba) atau Universitas Pasundan (Unpas) yang berada di sekitar Jalan Taman Sari.
Baca Juga: Kenaikan Tarif Parkir Pusat Perbelanjaan di Bandung Kurang Tepat