TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Industri 4.0, Tantangan Jaman yang Bisa Diselesaikan Lewat Kolaborasi

Pendidikan dan skill harus diseimbangkan

Dok.IDN Times/Istimewa

Bandung, IDN Times - Industri 4.0 menjadi hal yang terus dikemukakan banyak pihak. Perkembangan jaman di era ini membuat banyak hal bisa dilakukan dengan mudah, meski dampak negatifnya pun cukup dikhawatirkan.

Associate Professor Indrawati, dari Telkom University Indonesia, mencontohkan, dari segi tantangan marketing 4.0 banyak hal yang harus dilakukan dalam buaran pemasaran digital. Sebelumnya bauran pemasaran terdiri dari 4P yaitu Product, Price, Pomotion, dan Place, sedangkan untuk bauran pemasaran digital saat ini mulai bergeser menjadi Co-Creation, Currency, Conversation, dan Communality (4C).

"Ini penting bagi perusahan start-up untuk menggunakan teknologi 4.0 daalam mendukung bisnis dan tentu saja perlu ditopang implementasi 4C sebagai bauran pemasarannya," kata dia dalam konferensi internasional Conference on Managing Digital Industry, Technology, and Entrepreneurship 2019 (CoMDITE 2019), melalui siaran pers, Kamis (11/7).

1. Lembaga pendidikan harus ciptakan lulusan SDM paham perkembangan digital

Dok. IDN Times/IStimewa

Profesor Saravana menyebut, lembaga pendidikan harus berperan dalam menghasilkan lulusan yang erat hubungannya dengan soft skill, misalnya, dalam bidang keuangan dan akutansi seperti blockchain, e-audit, big data, cryptocurrencies, audit di komputasi awan, konseling softbot, robotic dalam proses otomatisasi, transaksi peer-to-peer, dan aplikasi AI dalam perpajakan.

"Kemunculan financial technology merupakan bentuk disrupsi bagi tenaga kerja akuntasi dalam industri. Oleh Karena itu perlu ada 10 skill utama yang diperlukan bagi lulusan dan dimasukkan dalam kurikulum sehingga siap menghadapi sektor ini," ujar Saravana.

Sementara itu, akademisi dalam bidang desain dari Silparkorn University, Vichaya Mukdamanee, menuturkan, perubahan teknologi saat ini juga berdampak dalam bidang design. Saat ini teknologi berfungsi dalam proses pengumpulan, transfer dan analisis data digital. Software komputer dan mesin menjadi lebih terkini dan terjangkau menyebabkan seniman saat ini dapat menciptakan objek artifiaial dengan detail kompleks yang hanya bisa dibayangkan pada masalau.

"Saat ini tidak ada perbedaan pekerjaan seni yang dilakukan oleh tangan dan mesin. Kita dapat membuat objek artifisial seperti asli dengan teknologi yang terinsipirasi dari alam dan komunitas lokal. Seni dan teknologi merupakan salah satu cara untuk membangun masyarakat yang lebih baik" kata dia.

2. Sektor industri pun harus beradaptasi dengan perkembangan jaman

atelli.com

Dari segi industri, Senior General Manager Telkom Corporate University dari Telkom Indonesia, Rina D Pasaribu, menjelaskan, di tengah perkembangan jaman ini sumber daya manusia (SDM) yang paham sisi digital yang unggul dengan kriteria unggul dalam kompetensi teknikal atau fungsional, profesional, dan kepemimpinan digital.

Dengan kondisi ini, maka Telkom Indoensia meluncurkan program pengembangan kapabilitas SDM baik dilakukan di domestik maupun dalam skala global seperti Hack Ide dan program Digital Amoeba. Selain itu diperlukan juga program memperkuat budaya organisasi mellaui implementasi praktek digital dengan apllikasi mobule seperti Diarium dan Cognitium.

CEO Amoeba Telkom Group Fauzan Feisal menyebut dalam menghadapi ancaman perubahan teknologi saat ini, korporasi memerlukan inovasi dalam bentuk demokratisasi pengambilan keputusan. Perubahan teknologi akan memberikan dampak terhadap perubahan perilaku masyarakat untuk kemudian berdampak terhadap perubahan ekonomi.

"Oleh karena itu yang perlu dikelola adalah perubahan pengelolaan SDM perusahaan terkait bagaimana karyawan bereaksi terhadap teknologi, konsumen, produk dan jasa, aliran uang, bagaimana pasar tenaga kerja bereaksi terhadap rekruitasi yang dilakukan karyawan dan serta bagaimana reaksi karyawan terhadap perubahan gaya manajerial perusahaan," ungkap Fauzan.

Berita Terkini Lainnya