Ganti Rugi Warga Terdampak Tumpahan Minyak Karawang Dibayar Pekan Ini
Pemantauan cemaran minyak terus dilakukan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat Jafar Ismail mengatakan, ganti rugi warga Karawang yang terdampak tumpahan minyak Karawang diperkirakan cair pekan ini. Dana tersebut selama ini ditunggu-tunggu karena warga terdampak seperti nelayan dan petambak garam sudah beberapa pekan tidak mendapatkan penghasilan secara optimal.
Sejauh ini pihak dari PT Pertamina serta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sudah melakukan pendataan untuk ganti rugi. "Rencananya akan diberikan uang muka untuk mereka minggu ini," kata Jafar saat ditemui di Gasibu, Kota Bandung, Senin (19/8).
Meski begitu Jafar belum menyebutkan kisaran jumlah ganti rugi yang akan diberikan kepada para warga terdampak. Penghitungan kerugian dilakukan antara Pemprov Jabar bersama Pemda Karawang dan Pemda Bekasi.
"Karena tumpahan nya sudah meluas hingga Bekasi Jadi kami melibatkan dari selain Pemda Karawang ada beberapa dan Pemda Bekasi," ujar Jafar.
1. Penutupan tumpahan minyak baru selesai September
Sementara itu, PT Pertamina (Persero) memperkirakan penutupan tumpahan minyak (oil spill) yang bersumber di Sumur YYA-1 Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) atau di lepas pantai Karawang, Jawa Barat, dapat diselesaikan pada September.
Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Dharmawan H. Samsu di Jakarta, Kamis, menjelaskan sejak dinyatakan dalam kondisi darurat pada 15 Juli lalu, Pertamina melalui anak usahanya PHE ONWJ berupaya untuk menghentikan tumpahan minyak tersebut dan tetap terisolasi melalui pengeboran sumur baru "relief well" (YYA-1 RW).
Saat ini sumur relief well (YYA-1 RW) telah mencapai kedalaman 5.512 kaki atau 1.680 meter per 14 Agustus 2019, dari target 2765 meter.
"Relief well ini masih dibutuhkan tujuh sampai delapan minggu paling cepat. Artinya, sekitar akhir September sumbernya insya Allah bisa dimatikan atau dipadamkan," kata Dharmawan akhir pekan kemarin dilansir Antara.
Dharmawan menyebutkan masih ada waktu sekitar enam minggu ke depan untuk memastikan tumpahan minyak dapat diangkut dari sumber kebocoran.
Selain melakukan pengeboran sumur baru, PHE ONWJ juga melokalisasi minyak dengan pengoperasian static dan moveable oil boom, serta menyedot ceceran minyak menggunakan "skimmer dan slurry pump.
Baca Juga: Kasus Kebocoran Minyak Pertamina di Karawang, Polri Ikut Turun Tangan
Baca Juga: Tumpahan Minyak di Perairan Karawang, Ini 5 Faktanya