Dilema Siswa di Cianjur, Menerjang Sungai dan Belajar di Kelas Rusak
Kondisi fasilitas pendidikan Indonesia tidak merata
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Fasilitas pendidikan Indonesia masih jauh dari kata merata. Di tengah kota sarana dan prasarana serba lengkap. Namun, di pedesaan, banyak siswa sulit untuk menuju sekolah. Bahkan, tak sedikit ruang belajar yang sudah tidak laik dan nyaman digunakan.
Salah satunya dirasakan ratusan siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Padawaras di Desa Sukaluyu, Kecamatan Cikadu, Kabupaten Cianjur. Akibat jembatan penghubung desa menuju sekolah yang melintasi Sungai Ciujung rusak diterjang banjir, mereka harus rela menerjang arus sungai demi menuntut ilmu.
Kondisi ini diceritakan Iyep, salah satu guru di SDN Padawaras. Menuruntnya, kondisi ini sudah terjadi sejak akhir 2018 di mana banjir besar di sungai merusak jembatan gantung. Alhasil masyarakat yang ingin beraktivitas harus melintasi sungai tanpa jembatan. Termasuk ratusan siswa yang hingga sekarang masih menjalani rutinitas tersebut.
"Sampai sekarang masih seperti itu karena memang belum ada perbaikan atau pembangunan jembatan baru," ujar Iyep saat dihubungi, Selasa (9/8/2022).
1. Siswa bisa libur sampai 1 minggu
Dia menuturkan, sebelum ada pandemik COVID-19 siswa di SDN Padawaras ini kerap tidak masuk kelas ketika hujan tiba dan membuat air di sungai deras. Pernah dalam seminggu siswa tidak bisa bersekolah karena memang aliran sungai tidak juga surut.
Iyep dan guru lainnya pun coba mengakali dengan memberikan tugas atau mengajar melalui telepon lewat orang tua yang memiliki ponsel. Jika tidak, guru mempersiapkan pelajaran tambahan sepulang sekolah untuk siswa yang tidak masuk karena persoalan infrastruktur tersebut.
"Atau kalau pas nilai ujian jelek ya mereka bisa remedial," kata dia.
Baca Juga: Ratusan Siswa Cianjur Terjang Sungai untuk Sekolah Sejak 2018
Baca Juga: Puluhan Siswa SMP Belajar di Ruang Sempit, Sekda Bandung Prihatin