Dampak Penerbangan Pindah ke BIJB, Ini Fakta yang Terjadi di Husein
Perekonomian di sana seperti hidup segan, matipun tak mau
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Bandara Husein Sastranegara yang dulu menjadi primadona di Kota Bandung kini mulai memudar. Salah satu pintu masuk kunjungan wisatawan domestik ke Kota Bandung ini mulai mengalami penurunan.
Hal itu dampak dari adanya pemindahan sejumlah rute penerbangan yang semula di Bandara Husein Sastranegara dialihkan ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka.
Tidak hanya jumlah penumpang yang mengalami penurunan. Perekonomian di lingkungan Bandara Husein pun mulai lesu. Seperti kondisi yang dialami IDN Times saat berkunjung dan melihat langsung suasana Bandara Husein Sastranegara, Rabu(11/12).
Suasana masih lengang saat IDN Times datang ke pool taksi Bandara Husein Santranegara. Aktivitas sejumlah sopir tampak santai. Hanya kepulan asap rokok dan canda tawa mereka yang bermain catur maupun menonton televisi jadi cerminan kegiatan para sopir.
"Hampir seperti ini setiap hari sekarang," ujar Himawan, salah satu sopir taksi Bandara Husein yang sampai sekarang masih bertahan ketika ditemui, Rabu (11/12).
Himawan sesekali mengecek ponsel yang dilayarnya tertera aplikasi Grab. Dia coba memperlihatkan pendapatannya yang terekap pada aplikasi tersebut.
"Ini yang kemarin hanya dapat Rp350 ribu saja. Sebelumnya hanya Rp300 ribu. Kadang kurang dari ini," keluh Himawan.
Dia cukup santai menceritakan kondisinya sekarang. Di tengah pendapatan yang kian menurun pasca adanya Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajarti, Himawan dan puluhan supir lain masih berusaha menarik penumpang dan berharap banyak wisatawan datang ke Bandung setiap harinya.
1. Pendapatan sekarang tidak cukup untuk dibawa ke rumah apalagi setoran
Himawan yang sudah 10 tahun jadi sopir taksi di Bandara Husein ini menuturkan, setiap hari tidak banyak uang yang bisa didapat dari datangnya penumpang ke Bandara Husein. Sejak banyak rute dipindahkan ke Bandara Kertajati, pendapatan para sopir anjlok. Dari biasanya bisa menarik 7-8 penumpang, sekarang maksimal lima saja sudah untung.
Secara hitung-hitungan uang yang dihasilkan setiap hari dari sopir taksi Bandara Husein memang tidak mencukupi saat ini. Dia mengatakan, setiap hari sekarang hanya dapat rata-rata di angka Rp300 ribu. Uang ini kemudian dipotong oleh perusahaan Grab yang menjadi mitra sebesar 20 persen. Belum lagi untuk setoran mobil seharusnya setiap hari Rp230 ribu.
Jika semua pengeluaran tersebut harus diberikan jelas supir tidak akan mendapat uang sepeserpun. Malahan bisa keluar uang lebih banyak karena itu belum termasuk bensin mobil.
"Kami juga butuh makan, rokok, kadang kopi. Mau nombok juga gak mungkin. Jadi mau tidak mau uang setoran yang kita kurangi," paparnya.
Baca Juga: Pemprov Jabar: Aktivitas Bandara Husein Tidak akan Mati
Baca Juga: Sepi Kunjungan Wisatawan, Oded Sebut Bandara Husein seperti KuburanÂ