PPKM Bikin Rugi, Tempat Wisata Lembang Ini Jual Aset Rp2 Miliar
Penderitaan sektor wisata sudah sampai leher
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung Barat, IDN Times - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat telah memukul telak para pelaku usaha wisata. Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat (KBB) menginstruksikan agar seluruh pelaku usaha wisata menutup obyek wisatanya selama pemberlakuan PPKM.
Seperti diketahui, obyek wisata di kawasan Lembang menutup operasionalnya sejak 3 Juli 2021 lalu. Hingga perpanjangan PPKM saat ini, pelaku wisata belum diizinkan membuka obyek wisata. Jika tidak ada perpanjangan lagi, penutupan obyek wisata ini bakal berlaku sampai 2 Agustus mendatang.
Selama tak beroperasi, berbagai cara dilakukan para pelaku wisata demi bisa bertahan. Merumahkan karyawan sudah menjadi barang tentu, namun bagaimana untuk menutup beban biaya pemeliharaan?
1. Ada 12 burung Macaw dijual
Pemilik Terminal Wisata Grafika Cikole (TWGC) Lembang Eko Suprianto menyampaikan, pada prinsipnya ia sangat mendukung langkah pemerintah dalam menangani pandemik COVID-19 di tanah air. Jika langkah penutupan wisata ini dinilai efektif, Eko sama sekali tak menolak.
Selama obyek wisatanya ditutup, Eko terpaksa merumahkan sebagian besar karyawannya. Lebih ekstrim lagi, beberapa aset wisatanya ia jual demi menutup biaya perawatan. Jangankan untuk bangkit, untuk bisa bertahan saja sudah untung, kata dia.
"Saya sudah jual aset. Ada 12 ekor burung Macaw saya jual untuk menutupi biaya operasional," ungkap Eko, Selasa (27/7/2021).
Baca Juga: Setelah PPKM Level 4, Jabar Diminta Terapkan PPKM Mikro
Baca Juga: Imbauan Tak Lagi Berlaku, Wisatawan Lembang Kembali Tumplek di Lembang
Baca Juga: Lembang Zona Merah COVID-19, Semua Objek Wisata di KBB Ditutup!