Sejarah Keramik Plered Purwakarta: dari Dakwah Islam hingga Kasus PKI
Produk keramik tradisional di Plered tetap bertahan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Purwakarta, IDN Times - Berdasarkan catatan sejarah, produk keramik tradisional di Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta mulai dikenal luas setelah mengikuti pameran keramik di Surabaya pada 1904. Padahal, masyarakat setempat disebut-sebut sudah membuat kerajinan itu sekitar abad ke-11.
Pembuatan keramik berkembang seiring masuknya ajaran Islam. "Pembuatan keramik di Jawa Barat umumnya dibawa oleh Pangeran Panjunan atau Syekh Abdurrahman dari Cirebon," kata peneliti keramik dari Institut Teknologi Bandung, Deni Yana, beberapa waktu lalu.
Sambil menyebarkan agama Islam, Pangeran Panjunan juga mengajarkan cara membuat barang-barang keperluan hidup sehari-hari dari pemerintah bahan keramik. Teknik itu dikategorikan sebagai teknik keramik tradisional.
1. Kualitas produk keramik tradisional semakin membaik
Menurut pengamatan Deni, produksi keramik tradisional buatan Plered tidak banyak perubahan sejak 1904 hingga saat ini. Adapun, inovasi-inovasi yang bermunculan hanya menambah variasi produk keramik tanpa menghentikan produksi keramik tradisionalnya.
"Dari segi estetika, keramik tradisional ada kenaikan kualitas (seiring perjalanan waktu), bentuknya lebih presisi, lebih proporsional," ujar Deni. Perbaikan itu dinilai wajar karena para pengrajin banyak menerima masukan dari konsumen.
Baca Juga: Roster Ahmad Nizar Torehkan Sejarah Baru di Sentra Keramik Plered
Baca Juga: Siasati Kelangkaan Bahan, Perajin Keramik Plered Ciptakan Racikan
Baca Juga: Sensasi Makan Sate Maranggi Murah Meriah di Plered Purwakarta