TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pelajar Purwakarta Olah Sampah Plastik Jadi Ecobrick Bernilai Ekonomis

Pembuatan ecobrick jadi bagian pembelajaran saat pandemi

Abdul Halim/IDN Times

Purwakarta, IDN Times - Para pelajar di Kabupaten Purwakarta mempraktekkan pembuatan ecobrick, sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam mengurangi pembuangan sampah plastik yang dapat merusak lingkungan.

Program pelatihan membuat ecobrick ini digelar Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta. Para pelajar diminta mengumpulkan sampah plastik di sekitar lingkungan tempat tinggalnya untuk kemudian diolah menjadi ecobrick.

1. Bagian dari pembelajaran khusus selama pandemik COVID-19

Abdul Halim/IDN Times

Ecobrick ialah bahan bangunan pengganti batu bata yang terbuat dari sampah plastik yang dipadatkan. Menurut Kepala Disdik Purwakarta, Purwanto, benda tersebut nantinya bisa bernilai ekonomis.

Ia mengatakan, program pelatihan membuat ecobrick merupakan bagian dari sistem pembelajaran khusus selama pandemi COVID-19. "Kegiatan ini merupakan upaya kita dalam mendesain pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning)," ujar Purwanto, Kamis (22/4/2021).

2. Pelajar membuat produk untuk menyelesaikan masalah sehari-hari

Everyday Interview Tips

Selain menjalani pembelajaran daring pada umumnya, setiap pelajar di Purwakarta dituntut untuk menghasilkan produk yang bermanfaat. Produk tersebut juga sekaligus menjadi pelajaran bagi mereka dalam memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari.

Salah satu permasalahan mereka, menurut Purwanto, adalah sampah plastik. "Pendidikan di Indonesia sudah terlalu lama menjauhkan pembelajaran dari konteks masalah kehidupan. Karenanya, perlu ada terobosan pembelajaran yang berorientasi pada potensi dan masalah yang ada di sekelilingnya," kata dia.

3. Ecobrick dijadikan perabotan rumah tangga

Abdul Halim/IDN Times

Setelah mempraktekkan pembuatan ecobrick, para pelajar kemudian diarahkan untuk memanfaatkannya. Ecobrick tersebut bisa dijadikan berbagai benda perabotan rumah tangga seperti meja dan kursi.

Perabotan buatan para siswa itu pun bisa digunakan di sekolah mereka. "Kebijakan pembelajaran ini sudah diterapkan disejumlah sekolah. Bahkan, kedepan akan diperluas lagi," kata Purwanto mengklaim keberhasilan program tersebut.

Berita Terkini Lainnya