Dedi Mulyadi Minta Kenaikan Tarif Wisata Pulau Komodo Dievaluasi
Tarif yang tinggi bisa membuat pariwisata dikuasai korporasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Subang, IDN Times - Rencana kenaikan tarif wisata ke kawasan Taman Nasional Pulau Komodo terus mendapatkan penentangan. Setelah kalangan masyarakat lokal, penentangan juga disampaikan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Dedi Mulyadi.
Ia mempertanyakan rincian tarif senilai Rp15 juta per pengunjung itu untuk apa saja. Padahal, sebelumnya pengelola kawasan pariwisata itu hanya mematok harga Rp 3,75 juta bagi setiap orang yang akan berkunjung.
“(Tarif Rp 15 juta) itu apakah paket, apakah satu-satunya paket yang bisa dipilih atau tidak?” kata Dedi dalam keterangan persnya, Selasa (23/8/2022).
Pertanyaan yang sama juga ia ajukan dalam rapat gelar pendapat dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sehari sebelumnya.
1. Pariwisata Pulau Komodo terancam dikuasai korporasi
Dedi Mulyadi menilai kebijakan menaikkan tarif pariwisata itu berlebihan dan malah akan berdampak terhadap penurunan jumlah wisatawan. “Kekhawatiran orang itu setelah ada tarif tersebut maka jumlah wisatawan menurun dan kemudian taman komodo itu menjadi taman eksklusif yang dikuasai oleh korporasi tertentu,” ujarnya.
Ia menjelaskan maksudnya dikuasai korporasi tertentu adalah, mematikan industri pariwisata yang telah dikelola secara tersebar oleh pengusaha kecil dan lokal. Karena itu, ia pun meminta kementerian terkait untuk mengevaluasi kembali rencana tersebut.
Baca Juga: Salahkan Kementan Atas Penyebaran PMK, Dedi Mulyadi: Kacau!
Baca Juga: Kesal pada Ambulans, Curhat Dedi Mulyadi Tolong Korban Celaka di Tol