Menuju Jejak Nol Emisi Karbon, Apa Saja Upaya Upbit Indonesia?

Perubahan iklim belum krusial, tapi sangat mengancam

Bandung, IDN Times – Kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan hidup semestinya dilakukan oleh banyak, tak terkecuali oleh perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan kripto. Seperti yang dilakukan oleh Upbit Indonesia, yang baru saja mengumumkan bahwa mereka telah melakukan pengurangan jejak karbon sejak pertama kali beroperasi di Indonesia.

Lebih daripada itu, mereka juga mengklaim telah melampaui total emisi dengan membeli kredit tambahan, sehingga status pencapaiannya itu menjadi jejak nol emisi karbon.

Prestasi ini diraih setelah Upbit Indonesia berinisiatif menghitung jejak karbonnya, menetapkan rencana pengelolaan karbon, dan berupaya mengimbangi sisa emisi menggunakan kredit karbon berkualitas tinggi dari Gold Standard.

Tak hanya itu, inventarisasi gas rumah kaca juga telah diverifikasi oleh TEMBUSU Asia Consulting Pte. Ltd., sebuah perusahaan konsultan keberlanjutan populer di Asia.

Perusahaan bursa perdagangan aset kripto ini memandang perubahan iklim sebagai krisis yang tak terlalu krusial. Meski demikian, mereka menganggap jika perubahan iklim bisa menyebabkan bencana yang jauh lebih menghancurkan dari pandemik COVID-19 yang melanda dunia dalam dua tahun terakhir.

1. Mengatasi masalah harus dengan perubahan

Menuju Jejak Nol Emisi Karbon, Apa Saja Upaya Upbit Indonesia?Ilustrasi perubahan iklim (Unsplash/Ciprian Morar)

Bahaya yang menghantui sebagai akibat dari perubahan iklim itu diyakii Resna Raniadi, Vice President of Operation Upbit Indonesia. Ia mengatakan jika perubahan iklim merupakan tantangan generasi terkini yang harus segera diatasi.

“Sementara kita tidak bisa mengatasi masalah ini tanpa melakukan perubahan. Sebagai langkah awal inisiatif ini, kami telah melakukan perubahan dalam proses bisnis kami untuk dapat terus mencapai emisi negatif bersih,” kata Resna, dalam siaran pers yang diterima, Kamis (9/6/2022).

Atas keresahan itu, Upbit Indonesia mengaku telah mengukur emisi gas rumah kaca (GRK) dengan mengadopsi standar internasional, GHG Protocol.

2. Upbit Indonesia sudah pertimbangkan arsitektur infrastruktur IT-nya

Menuju Jejak Nol Emisi Karbon, Apa Saja Upaya Upbit Indonesia?Pixabay/Engin Akyurt

Resna menjelaskan jika perusahaannya memiliki strategi khusus untuk mencapai jejak karbon negatif bersih yang diwujudkan dalam CMP-nya, selain tentu mengukur emisi gas rumah kacanya. Strategi itu ialah mempertimbangkan arsitektur infrastruktur teknologi informatika (IT), operasi bisnis, dan pengaturan alih daya.

Optimalisasi infrastruktur IT cloud-native, kata Resna, mampu mengurangi jejak karbon dan biaya operasinya sekaligus secara signifikan. “Ke depannya kami secara aktif akan membangun teknologi dan bisnis agar dapat menemukan solusi baru untuk masalah klasik ini,” ujar dia.

3. Tiga cakupan emisi GRK

Menuju Jejak Nol Emisi Karbon, Apa Saja Upaya Upbit Indonesia?The Stroud Courier

Sebenarnya ada tiga cakupan emisi GRK yang menjadi fokus dari jejak karbon negatif bersih. Ketiga cakupan itu antara lain emisi langsung dari sumber yang dimiliki atau dikendalikan; emisi tidak langsung dari pembangkitan energi yang dibelil dan semua emisi tidak langsung yang terjadi dan dilaporkan oleh perusahaan—termasuk semua emisi dari hulu dan hilir.

“Untuk mengontrol ketiga cakupan emisi GRK, Upbit Indonesia telah memasukkan evaluasi GRK sebagai pertimbangan outsourcing-nya,” ujar Resna.

Di sisi lain, untuk mengimbangi emisi GRK yang tersisa, Upbit Indonesia menggunakan Gold Standard (skema offset GRK yang diakui di level internasional) untuk memfasilitasi pembelian dan penghentian kredit karbon dari 20 MW Biomass Power Project in Chhattisgarh, India.

Proyek di India itu juga telah disertifikasi oleh United Nations Sustainability Development Goals dengan dasar bahwa proyek tersebut memenuhi delapan dari 17 tujuan yang telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Saat ini, Upbit Indonesia telah melaporkan semua dokumentasi tentang emisi negatif bersihnya pada Luniverse TraceTM (layanan verifikasi data berbasis blockchain). Resna mengatakan, ke depannya Upbit Indonesia ingin mendapatkan sertifikasi BSI PAS 2060 Carbon Neutrality yang diterbitkan tiap tahun.

Baca Juga: Genjot Penurunan Efek Rumah Kaca, RI Beralih ke Standar Emisi Euro 4

Baca Juga: KLHK Gandeng USAID, Bikin 5 Strategi Tekan Emisi Karbon

Baca Juga: Roadmap Pasar Karbon Belum Sinkron, Pajak Karbon Bakal Tertunda?

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya