Apakah Pandemik COVID-19 Berdampak pada Kesetaraan Gender?

Semakin banyak perusahaan inklusif di Indonesia

Bandung, IDN Times – Saban tanggal 8 Maret, dunia merayakan Hari Perempuan Internasional. Kali ini, International Women’s Day di seluruh dunia mengusung tema #BreakTheBias, yang tak lain merupakan ajakan untuk menyuarakan kesetaraan gender di belahan dunia mana pun.

Merujuk laporan Gran Thronton berjudul Women in Business 2021, peran perempuan dalam upaya penanggulangan dan pemulihan COVID-19 di berbagai belahan dunia sangat terasa. Bahkan, laporan itu juga menyebut bahwa jumlah perempuan yang memegang posisi manajemen senior di perusahaan secara global mencatat kenaikan ke angka 31 persen.  

Senada dengan hasil laporan tahun lalu, tahun ini pun Grant Thornton “Women in Business 2022” menunjukkan adanya peningkatan, di mana jumlah perempuan di posisi manajemen senior secara global mengalami pertumbuhan sebanyak satu poin menjadi 32 persen pada tahun 2022.

Secara kasat mata, memang pandemi dan kesetaraan gender seperti tidak memiliki keterkaitan. Padahal, jika diteliti lebih dalam, pandemi sebenarnya memberikan dampak tidak langsung terhadap kesetaraan gender.

1. Semakin banyak perusahaan yang menerapkan prinsip inklusif

Apakah Pandemik COVID-19 Berdampak pada Kesetaraan Gender?Ilustrasi Wanita Bekerja (IDN Times/Dwi Agustiar)

Ketika dunia memasuki masa-masa awal pandemi, banyak pihak yang berspekulasi bahwa perkembangan karier perempuan akan terdampak lantaran adanya perubahan dalam lingkungan kerja. Namun, dalam survei International Business Report (IBR) Grant Thornton 2021, D&I (Diversity and Inclusion) dalam bisnis skala menengah (mid-market) mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya.

Bahkan, 73 persen pelaku bisnis skala menengah meyakini bahwa perubahan pada lingkungan kerja selama pandemi akan menguntungkan perjalanan karier perempuan dalam jangka panjang. 

Kim Schmidt, Global Leader Grant Thornton International Ltd. mengatakan bahwa semakin banyak perusahaan yang mengedepankan prinsip inklusif di lingkungan kerja mereka.

“Kami melihat kebijakan perusahaan kini dirancang semakin inklusif untuk menarik calon karyawan serta mempertahankan SDM yang ada. Hal tersebut pada akhirnya menguntungkan banyak perempuan, yang dahulu lebih banyak menemui keterbatasan.

Sekarang, kata Kim, “perempuan memiliki kebebasan untuk memilih dan saya berharap kondisi ini akan terus bertahan bahkan semakin banyak lingkungan kerja inklusif di masa mendatang.

2. Setelah pandemi, peran perempuan di dunia kerja semakin penting

Apakah Pandemik COVID-19 Berdampak pada Kesetaraan Gender?ilustrasi rekan kerja (pexels.com/ThisIsEngineering)

Tidak hanya secara global, pemimpin perempuan di Indonesia juga berperan aktif dalam mengembangkan potensinya dalam dunia kerja. Terlihat dari hasil survey Grant Thornton yang menyatakan adanya peningkatan jumlah perempuan yang menempati senior managemen sebanyak 3 poin di angka 38 persen dibanding tahun lalu.

Laporan ini juga menempatkan Indonesia di peringkat ke-5 sebagai negara dengan posisi manajemen senior perempuan paling banyak secara global.

Hal ini menunjukkan peran perusahaan Indonesia untuk terus menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesetaraan gender dan menciptakan budaya inklusif, terutama untuk para perempuan Indonesia.

3. Karyawan dari perusahaan yang inklusif akan lebih produktif

Apakah Pandemik COVID-19 Berdampak pada Kesetaraan Gender?Ilustrasi warganet (IDN Times/Besse Fadhilah)

Johanna Gani, CEO Grant Thornton Indonesia mengatakan jika kesetaraan gender di lingkungan kerja tak hanya menjadi tugas para pimpinan perusahaan, melainkan juga lingkungan kerja secara umum.

“Perusahaan harus turut menjunjung serta menciptakan budaya inklusif yang menghargai pendapat dan nilai-nilai yang dimiliki tiap individu. Untuk mencapai kesetaraan gender dalam perusahaan, perlu peran aktif dari seluruh pihak untuk menciptakan budaya yang mendukung perempuan untuk dapat berkembang dan berkreasi dalam dunia kerja,” tuturnya.

Menurut Johanna, dengan prinsip inklusif, perusahaan bakal merasakan pertumbuhan bisnis. “Jika setiap karyawan merasa nyaman untuk mengekspresikan dirinya, tentunya mereka akan mampu menampilkan kinerja terbaik untuk lebih terlibat dan berkontribusi bagi masa depan perusahaan,” kata Johanna.

Baca Juga: Hari Perempuan Internasional, Jokowi: Perempuan Sosok Penyelamat 

Baca Juga: 5 Tips Beri Good Impression Saat Interview Kerja, Pelamar Kerja Cek!

Baca Juga: 5 Fakta Film Story of Dinda, dari Perempuan untuk Perempuan

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya