TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hampir Setahun Program HBCC Digalakan, Apa Hasilnya?

Program ini menargetkan siswa sekolah dan penggunan fasum

Ilustrasi siswa SMPN dan orang tuanya (ANTARA FOTO/Septianda Perdana)

Bandung, IDN Times – Tidak seluruh masyarakat Indonesia dapat beraktivitas dengan anjuran umum yang disarankan pemerintah seperti social distancing dan work from home alias bekerja di rumah. Mereka, yang tak bisa melakoni anjuran-anjuran itu karena terpaksa, bukan berarti tak dapat menerima pendekatan lainnya dalam mencegah penularan COVID-19.

Kelompok rentan satu ini memang sulit melaksanakan perilaku kebersihan karena berbagai alasan, mulai dari terbatasnya akses air bersih, sabun, dan fasilitas sanitasi, serta rendahnya kesadaran atau informasi tentang perilaku yang aman.

Maka dari itu, sejak sebelas bulan lalu, Pemerintah Indonesia yang bekerja sama dengan Pemerintah Kerajaan Inggris dan Unilever, menggalakan program bernama Hygiene and Behaviour Change Coalition (HBCC).

Sebelas bulan berlalu, apakah HBCC berhasil mengubah pola kebiasaan kelompok rentan? Pertanyaan itu menjadi pembahasan mendasar dalam Lokakarya Diseminasi Nasional: Praktik Baik dan Pembelajaran Program HBCC Tanggap COVID-19 dengan Intervensi Higiene, yang digelar pada Selasa (27/7/2021).

1. HBCC diklaim berhasil mengubah pola kebersihan kelompok rentan

Istimewa

HBCC Programme Manager, Saniya Niska menjelaskan tiga pendekatan program HBCC. Ketiganya yaitu peningkatan kesadaran publik melalui media massa, kampanye perubahan perilaku di tingkat kabupaten/kota, serta perubahan perilaku dengan media digital.

Ketiga pendekatan itu dilancarkan dengan target murid sekolah, petugas kebersihan, kelompok disabilitas, dan pengguna fasilitas kesehatan juga fasilitas umum.

Saniya mengklaim jika sebelas bulan pelaksanaan Program HBCC di delapan kabupaten dan dua kota di Indonesia (Cimahi, Gunung Kidul, Surakarta, Bantul, Probolinggo, Kebumen, Sleman, Gresik, Lombok Timur dan Lombok Tengah), telah menunjukkan adanya praktik baik perubahan perilaku kebersihan.

“Anak-anak didorong untuk berkomitmen melalui ikrar 3M dan mempromosikan 3M ke keluarga dan lingkungan terdekat. Lebih dari 600 dokter kecil (dokcil) juga dilatih untuk menjadi role model bagi teman-temannya,” kata Saniya, menjelaskan soal kampanye di sekolah, dalam rilis yang diterima IDN Times, Selasa (27/7/2021).

2. Bagaimana program HBCC dari Gresik hingga Sleman

IDN Times/Ardiansyah Fajar

Sementara itu Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik, Nur Maslichah, mengklaim jika melalui program HBCC daerahnya berhasil meningkatkan pengetahuan mengenai 3M kepada lebih dari 200 guru sekolah dasar dan 5.000 siswa.

“Melalui program HBCC, saya merasa bersemangat dalam mengampanyekan 3M. Kami sampaikan bahwa program ini sejalan dengan visi-misi Kabupaten Gresik, yang menginginkan masyarakat maju dan sejahtera,” kata Nur, dalam rilis yang sama.

Bagi Adib Kurniawan, Guru MIN 2 Sleman, penggunaan media digital dan materi yang menarik untuk menjangkau peserta didik dalam edukasi 3M adalah salah satu hal penting dalam program ini.

Di sisi lain, yang tidak boleh terlupakan, kata dia, ialah peran orangtua dan guru dalam mendampingi anak-anak serta mendorong praktik 3M di lingkungan rumah.

“MIN 2 Sleman memiliki program Pantau Kebersihan (Panbers) dan melibatkan dokcil untuk mengajak teman-temannya menjaga kebersihan di lingkungan madrasah,” ujarnya.

Baca Juga: Banyak yang Keliru, Ini 5 Langkah Efektif Cuci Tangan pakai Sabun

Baca Juga: Inovasi Disinfektan ITS, Diklaim Bisa Basmi 99,99 persen Virus

Baca Juga: Beda Social Distancing dengan Physical Distancing?

Berita Terkini Lainnya