Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Pelajaran Hidup yang Kamu Dapat Setelah Menghindari Media Sosial

Ilustrasi berkumpul dengan teman (pexels.com/Helena Lopes)

Di era serbadigital ini, media sosial menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tidak hanya sebagai sarana hiburan, media sosial juga menjadi tempat untuk berbagi momen, mencari informasi, hingga membangun koneksi.

Namun tanpa disadari, media sosial sering kali menjadi beban. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di sana, melihat kehidupan orang lain yang terlihat sempurna, atau bahkan terlalu sering terpapar informasi yang tidak relevan bisa memengaruhi kesehatan mental.

Melakukan detoks media sosial, meskipun hanya sementara, adalah langkah yang patut dicoba. Tidak hanya memberikan ruang untuk bernapas, tetapi juga mengungkapkan berbagai pelajaran berharga yang mungkin selama ini terlewat.

Berikut lima pelajaran hidup yang bisa kamu dapatkan setelah mencoba menjauh dari media sosial.

1. Menemukan kembali arti fokus dan produktivitas yang sejati

Ilustrasi hidup produktif (pexels.com/Antoni Shkraba)

Ketika media sosial tidak lagi menjadi distraksi, kamu akan menyadari betapa banyak hal yang sebenarnya bisa dikerjakan. Detoks media sosial membuka ruang untuk fokus penuh pada pekerjaan, hobi, atau bahkan waktu berkualitas bersama keluarga.

Tanpa notifikasi yang mengganggu, kamu bisa menyelesaikan tugas dengan lebih cepat dan lebih efisien. Produktivitas tidak hanya meningkat secara kuantitatif, tetapi juga secara kualitas. Hal ini terjadi karena pikiranmu tidak terpecah oleh keinginan untuk terus menggulir layar ponsel.

Selain itu, kamu akan menyadari betapa berharganya waktu. Setiap menit yang sebelumnya habis untuk melihat unggahan orang lain kini bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat seperti membaca buku, berolahraga, atau belajar keterampilan baru.

2. Belajar menghargai momentum kecil dalam kehidupan sehari-hari

Ilustrasi menikmati hidup (pexels.com/Antoni Shkraba)

Detoks media sosial memberikan ruang untuk benar-benar hadir dalam kehidupan nyata. Tanpa tergoda untuk membagikan setiap momentum, kamu akan lebih menikmati hal-hal kecil yang sering terabaikan.

Misalnya, menikmati secangkir kopi hangat di pagi hari tanpa perlu memotretnya terlebih dahulu. Atau berjalan-jalan di taman dan benar-benar memperhatikan keindahan alam di sekitarmu. Hal-hal sederhana ini ternyata memiliki dampak besar pada rasa syukur dan kebahagiaan.

Dengan menghargai hal-hal kecil ini, kamu juga akan belajar bahwa kebahagiaan tidak selalu harus besar atau sempurna seperti yang sering terlihat di media sosial. Justru, kebahagiaan sejati terletak pada hal-hal sederhana yang sering terlewatkan.

3. Memahami pentingnya membangun hubungan yang lebih bermakna

Ilustrasi berkumpul dengan teman (pexels.com/Helena Lopes)

Media sosial sering kali membuat hubungan terasa dangkal. Saling menyukai unggahan atau mengomentari status tidak bisa menggantikan obrolan tatap muka atau telepon panjang dengan teman dekat.

Saat kamu berhenti menggunakan media sosial, kamu akan lebih sadar pentingnya komunikasi langsung. Kamu mungkin mulai meluangkan waktu untuk bertemu teman-teman, menghabiskan waktu berkualitas dengan keluarga, atau sekadar menelepon seseorang yang sudah lama tidak berbicara denganmu.

Hubungan yang lebih personal ini akan terasa lebih hangat dan tulus. Kamu tidak hanya menjadi pendengar yang lebih baik, tetapi juga lebih terbuka dalam berbagi cerita, sehingga koneksi yang tercipta menjadi lebih dalam dan bermakna.

4. Membangun kesadaran akan kesehatan mental dan emosional

Ilustrasi berkumpul dengan teman (pexels.com/Pixabay)

Media sosial, tanpa disadari sering menjadi sumber stres. Maka itu, detoks media sosial memungkinkan kamu untuk lebih peka terhadap kesehatan mental dan emosionalmu.

Dengan menjauh dari media sosial, kamu tidak lagi membandingkan dirimu dengan kehidupan orang lain yang terlihat sempurna. Pikiranmu menjadi lebih jernih, dan kamu bisa lebih fokus pada dirimu sendiri, apa yang kamu butuhkan dan apa yang membuatmu bahagia.

Kamu juga akan lebih peka terhadap emosi yang muncul. Jika sebelumnya kamu merasa cemas atau tidak puas setelah melihat unggahan tertentu, kini kamu bisa mengenali perasaan tersebut dan mencari cara untuk mengatasinya.

Kesadaran ini membantu menciptakan keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari.

5. Menyadari bahwa hidup bukan tentang validasi dari orang lain

Ilustrasi dua perempuan bahagia (pexels.com/Savannah Dematteo)

Salah satu pelajaran terbesar dari detoks media sosial adalah menyadari bahwa hidup bukan tentang mencari validasi. Tanpa like atau komentar dari orang lain, kamu belajar untuk merasa cukup dengan dirimu sendiri.

Kamu akan lebih percaya diri dengan keputusan yang kamu buat, tanpa perlu mencari persetujuan dari orang lain. Hal ini memberikan kebebasan emosional yang luar biasa, karena kebahagiaanmu tidak lagi tergantung pada pendapat orang lain.

Hidup menjadi lebih otentik. Kamu tidak lagi merasa perlu membuktikan apa pun kepada siapa pun, melainkan fokus pada apa yang benar-benar penting bagi dirimu sendiri.

Detoks media sosial mungkin terasa sulit pada awalnya, tetapi manfaatnya jauh melebihi tantangan tersebut. Jadi, sesekali, cobalah untuk menjauh dari layar dan nikmati dunia nyata dengan segala kesederhanaannya.

Kamu akan terkejut betapa banyak hal indah yang selama ini terlewatkan.

Sumber:

https://wanderingaimfully.com/social-media-detox-recap

https://www.timeshighereducation.com/student/blogs/what-i-learned-social-media-detox

https://www.sonima.com/meditation/mindful-living/unplugging-from-social-media/

https://medium.com/@annaekeenan/4-big-lessons-i-learned-from-trying-a-social-media-detox-648b2d004d7f

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us