Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil alias Emil meminta Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana segera membereskan persoalan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Emil menganggap stadion ini adalah salah satu proyek strategis bagi Pemkot Bandung.
Pernyataan ini disampaikan Emil guna merespon Yana yang sebelumnya menyatakan bahwa Pemkot Bandung akan menyelesaikan persolaan GBLA dalam waktu dua bulan ke depan.
Menurut Emil, saat ini pemerintah daerah terutama di Jabar diminta oleh Kejati Jabar untuk merawat semua aset-asetnya. Hal ini termasuk Kota Bandung yang masih belum selesai mengurusi aset Stadion GBLA.
"Kajati Jabar juga memberi perhatian agar aset-aset di Kota Bandung yang belum dimanfaatkan secara maksimal, jangan masuk sebagai kategori yang terlantar. Salah satunya adalah GBLA," ujar Emil saat ditemui di Gedung Pakuan, Kamis (7/4/2022).
Pemprov Jabar, kata Emil, menunggu langkah kongkret dari Pemkot Bandung untuk menyelesaikan dan meninggikan marwah Stadion GBLA yang sudah mangkir dari liga-liga di Indonesia.
"GBLA selama dua musim terparkir. Jadi barangnya sudah ada, ya tinggal masalah manajemen penggunaan dan itu wilayahnya ada di Kota Bandung. Jadi, saya sangat berharap Kota Bandung segera merespons dan memanfaatkan aset-aset yang sudah ada," kata dia.
Sebelumnya, Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan, hingga sekarang proses lelang mencari pihak yang ingin mengoperasikan stadion GBLA masih berlangsung.
"Karena ternyata ada beberapa regulasi yang tetap harus ditempuh untuk bisa melakukan sampai ke proses lelang," ujar Yana, Jumat (14/1/2022).
Pemerintah Kota Bandung awalnya menargetkan Desember 2021 seluruh proses lelang rampung. Sayangnya keinginan tersebut gagal total, hingga sekarang proses lelang belum bisa dipastikan kapan selesainya.
"Kan dari awal untuk kita bisa menyelesaikan seperti ada proses serah terima dari PT Adhi Karya ke Pemkot Bandung, itukan butuh waktu lama. Terus pengalihan pengguna barangnya dari Distaru (Dinas Tata Ruang) ke Disporanya (Dinas Pemuda dan Olahraga). Di internalnya kita lakukan terus, karena kehati-hatian lah. Tapi Insya Allah itu berproses," kata Yana.