Warga Bandung yang Isoman Mulai Dapat Vitamin Gratis dari Pemerintah

Bandung, IDN Times - Bantuan kepada warga yang melakukan isolasi mandiri terus diupayakan pemerintah. Mulai dari pusat hingga ke tingkat kabupaten/kota gotong royong menyiapkan bantuan ini.
Salah satu yang berhasil mendapat bantuan ini adalah Rizky Perdana. Warga Kota Bandung ini berhasil mendapat bantuan setelah mengisi formulir melalui laman Pikobar.jabarprov.go.id.
Dia menuturkan, awalnya merasakan gejala terpapar COVID-19 pada 1 Juli 2021. Mulai dari demam, panas dingin, pusing, dan linu pada badan. Selang dua hari, tenggorokannya mulai merasa tidak enak.
Setelah melakukan tes dan dipastikan terpapar COVID-19, Rizky langsung melakukan isolasi mandiri. Saat tahu bisa mendapat bantuan vitamin melalui aplikasi ini, dia langsung mengaksesnya.
"Saya isi tanggal 4 Juli, tanggal 7 Juli malam hari ada yang kurir datang ke rumah. Dia bilang ini paket dari Satgas COVID-19," ujar Rizki saat dihubungi, Rabu (14/1/2021).
1. Pengisian formulir tidak sulit

Rizky pun mengajak masyarakat lain yang tengah isolasi mandiri (isoman) untuk mencoba mengakses laman tersebut agar bisa mendapat bantuan vitamin. Caranya pun mudah tinggal mengisi formulir yang ada. Dalam formulir itu masyarakat yang ingin mengakses vitamin harus memiliki surat tes PCR valid.
"Semacam google form. Jadi mudah tinggal upload gitu aja kalau udah isi lengkap," ungkapnya.
2. Baru dapat satu macam vitamin

Menurut Rizky, paket yang didapat memang tidak banyak. Baru diberi oleh satgas vitamin C dengan isi 20 tablet. Meski tidak banyak, Rizky berterima kasih dan berharap ada tambahan vitamin lainnya setelah ini.
"Enggak ada penjelasan apapun sih dari paket yang diterima atau konfirmasi dari Pikobar-nya. Jadi ya sudah mungkin banyak juga yg mengajukan jadi dibagi-bagi, walau sih berharapnya dapet vitamin lengkap, plus obat," papar Rizky.
3. Belum semua yang mengajukan dapat bantuan ini

Sementara itu, hal berbeda dirasakan Anda Mahardhika. Setelah mengajukan bantuan ini, sampai sekarang dia belum juga mendapatkannya. Padahal pengajuan melalui laman Pikobar sudah dilakukan dari 5 Juli.
"Sudah seminggu ini berarti belum ada juga bantuan vitaminnya," kata dia.
Kemungkinan yang memuat Anda tidak mendapat vitamin ini karena data yang dimasukkan belum lengkap. Dalam formulir harus ada pemeriksaan dari laboratorium, sedangkan dia melakukan isoman karena merasa terpapar dari mereka yang positif COVID-19. Namun, setelah beberapa hari isoman barulah gejala virus coroa menerpa dia dan keluarganya.
4. Bantuan vitamin langkah tepat memberi bantuan pada warga terpapar virus corona

Pengamat kebijakan publik Universitas Padjajaran (Unpad) Yogi Suprayogi Sugandi mengatakan, kebijakan pemberian obat dan suplemen gratis bagi pasien isoman yang dilakukan Pemprov Jabar sangat tepat. kebijakan inovatif karena kemudian diikuti oleh kebijakan yang sama oleh Pemerintah Pusat.
Menurutnya kebijakan ini langkah yang tepat ditengah tingginya kebutuhan warga akan obat dan vitamin, bahkan jika jauh-jauh hari dilakukan maka kebijakan ini bisa menjadi alat perlawanan pada harga obat-obatan yang mahal.
“Kebijakan gubernur sangat tepat sekali, cuma memang waktunya saja saat PPKM ini,” katanya.
Namun, Yogi mengingatkan kebijakan yang baik ini harus disertai prinsip kehati-hatian, terutama mencegah adanya monopoli jenis dan merek obat dari perusahaan tertentu dalam program ini.
Sementara itu, salah satu tokoh nasional Erry Riyana Hardjapamekas berterimakasih kepada pejabat yang terus berupaya mencari solusi berbasis data di tengah hujan kritik penanganan COVID-19. Salah satu hal yang baik adalah pembagian obat dan vitamin gratis bagi pasien isoman.
Mantan Komisioner KPK ini menilai pengalihan ratusan miliar anggaran infrastruktur yang dipakai membeli obat dan suplemen sudah tepat. Semakin baik karena mekanisme permohonan obat dan suplemen dibuat sesederhana mungkin agar tidak birokratis.
"Ini mungkin cara Emil menyempurnakan sistem berbasis data satu pintu menghadapi pandemi. Ini adalah ikhtiar untuk terus menyempurnakan sistem, yang berasal dari kritik berbasis data dan fakta di lapangan,” ujarnya.