Selama 2019, Polda Jabar Musnahkan 15.600 Botol Miras

Hasil penyitaan dan penangkapan selama lima bulan itu dilakukan salah satunya guna mengamankan hari raya lebaran yang jatuh pada Rabu pekan depan. Menurut Trunoyudo, polisi memang bertugas menciptakan suasana lebaran yang kondusif di kalangan masyarakat.

“Menjelang lebaran atau Idul Fitri, tidak ada lagi potensi gangguan keamanan secara nyata, khususnya yang dipengaruhi oleh miras,” katanya.

Maka dari itu, kami mengimbau dalam perayaan tentunya ini perayaan bulan Ramadan atau bulan suci Idul Fitri kembali fitrah maka tidak dibenarkan secara hukum aturan agama apalagi etika sosial.

Dengan mengungkapkan hasil kerja bukan berarti polisi akan lengah ke depannya. Sekali lagi, ujar Trunoyudo, ia ingin mengimbau para penjual miras untuk tidak membuka layanan selama bulan suci Ramadan.

“Kami akan tetap akan melakukan proses razia dan juga proses penegakan hukum terkait dengan narkotika jenis apapun, termasuk obat-obatan dan minuman keras,” ujarnya.

Menurut Trunoyudo, minuman beralkohol dan memabukan tersebut merupakan hasil dari razia di daerah Bandung, Tasikmalaya, dan Indramayu saja. Sementara wilayah peredaran narkotika jenis sabu didapat dari Bandung, Bogor, Karawang, Purwakarta, dan Subang.

Khusus narkotika jenis sabu, dengan tindakan tersebut Polda Jabar mengklaim sedikitnya telah menyelamatkan 14 ribu jiwa. Asumsinya, satu gram sabu dapat digunakan oleh lima orang.

Menurut pantauan IDN Times, miras yang dihancurkan Polda Jabar terdiri dari berbagai merek. Meski didominiasi miras merek lokal, miras impor pun banyak ditemui di sana.

Penghancuran miras tersebut dimulai dengan pelemparan beberapa botol miras oleh Kapolda Jabar, Rudy Sufahriadi, dan jajaran pejabat bea cukai juga Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM.