Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi petugas lakukan rapid test acak ke pengunjung salah satu pusat perbelanjaan. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Bandung, IDN Times - Sejumlah peneliti dari Universitas Padjadjaran dan Institut Teknologi Bandung (ITB) tengah membuat alat untuk pengetesan sampel virus corona jenis baru (COVID-19). Alat ini rencananya segera dirilis bulan depan.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Berli Hamdani menuturkan, produk buatan lokal ini tidak kalah baik dengan alat rapid test yang sekarang didatangkan secara impor dari sejumlah negara. Ketika alat ini sudah rilis maka Pemprov Jabar bisa memanfaatkannya dengan harga lebih murah dan tidak lagi membeli dari negara lain.

"Dengan adanya alat rapid test dari Unpad-ITB ini pembelian dari impor bisa saja dihentikan," ujar Berli dalam konferensi pers di Gedung Sate, Selasa (23/6).

1. Pengetesan sample masyarakat secara acak gunakan rapid test masih berlanjut

IDN Times/Candra Irawan

Menurut Berli, dengan alat rapid test dari dalam negeri maka Pemprov Jabar akan semakin memasifkan pengecekan sample virus corona kepada masyarakat secara acak. Banyak atau sedikitnya rapid test ini tergantung kebutuhan tim dari gugus tugas untuk memetakan persebaran kasus COVID-19.

Dengan banyaknya pengetesan maka disinyalir angka kasus positif virus corona juga semakin tinggi. Dia berharap masyarakat tidak riskan, karena pengecekan lebih awal justru bisa berdampak baik ke depannya.

"Kalau lebih awal pengecekan kita bisa mengetahui siapa yang positif dan tidak. Dan bisa tahu mereka masuk dalam kategori OTG (orang tanpa gangguan) atau positif tapi masih stadium awal," ujar Berli.

Ketika hasilnya diketahui lebih cepat maka penanganan kasus tersebut pun bisa cepat dan berharap mereka yang terpapar tidak semakin parah penyakitnya atau sampai meninggal.

2. Sudah Rp400 miliar Pemprov Jabar keluarkan dana untuk penanganan COVID-19

Editorial Team

Tonton lebih seru di