Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jelang MPLS SR di Indramayu, Mensos Ajak Dialog Calon Siswa dan Orang

IMG-20250929-WA0026.jpg
Mensos sapa calon siswa SRT di Indramayu (istimewa)
Intinya sih...
  • Gus Iful berharap SRT bisa tampung 300 siswa untuk jenjang SD-SMA
  • SR permanen akan dibangun tahun ini dengan lahan seluas 10 hektare
  • Bupati Indramayu singgung kondisi ekonomi masa kecil, harapkan siswa SR menjadi lebih baik lagi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Indramayu, IDN Times- Sebanyak 100 anak di Kabupaten Indramayu segera menjadi siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT). Jumlah tersebut dengan rincian 50 orang calon siswa SD dan 50 orang calon siswa SMP.

Menjelang Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), mereka bersama orang tuanya mendapat kunjungan dari Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf di Balai Latihan Kerja (BLK), Senin (29/9/2025).

"Alhamdulillah Indramayu sudah mulai Sekolah Rakyat Terintegrasi. Tahun ini SD dan SMP, mudah-mudahan tahun depan ada SMA," kata Gus Iful, demikian dia biasa disapa

1. Berharap SRT bisa tampung 300 siswa untuk jenjang SD-SMA

IMG-20250929-WA0028.jpg
Gus Iful didampingi Bupati Indramayu saat memberikan sambutan di hadapan calon siswa dan wali (istimewa)

Seiring berjalannya waktu, Gus Iful berharap jumlah siswa SRT di Indramayu bisa bertambah, hingga mencapai 300 orang. Jumlah itu terdiri dari satuan pendidikan tingkat SD-SMA.

Ditegaskannya, SR merupakan sekolah khusus keluarga tidak mampu khususnya untuk anak-anak yang belum sekolah, tidak sekolah, dan putus sekolah.

"Sekolah Rakyat bisa beroperasi di tengah semester. Karena sedang disisir siapa anak yang tidak sekolah karena kekurangan biaya dan sebab lainnya," jelas dia.

Dalam kesempatan itu, Mensos juga menjelaskan tidak ada tes akademik untuk masuk SR. Adapun untuk orang tua siswa, kata dia, nantinya akan dilatih oleh para pendamping.

"Orang tua siap-siap. Jangan cuma sekolahkan anak. Orang tua harus mau berubah, akan dilatih pendamping, punya usaha atau keterampilan agar usahanya meningkat," kata Gus Iful.

Mensos berharap para orang tua yang diberdayakan bisa mandiri maksimal 5 tahun. Dengan demikian, mereka tak perlu lagi menerima bantuan sosial, tetapi program pemberdayaan.

"Ini usaha presiden untuk mengentaskan kemiskinan secara terpadu. Tidak cukup anak sekolah tapi keluarga juga mandiri," beber dia.

2. SR permanen akan dibangun tahun ini

Para murid Sekolah Rakyat Menengah Pertama di Kupang dalam proses belajar di kelas. (IDN Times/Putra Bali Mula)
Para murid Sekolah Rakyat Menengah Pertama di Kupang dalam proses belajar di kelas. (IDN Times/Putra Bali Mula)

Dalam kesempatan itu, Gus Iful juga menjelaskan, Pemerintah Daerah (Pemda) Indramayu sudah menyiapkan lahan seluas 10 hektare untuk SR permanen. SR dengan gedung permanen tersebut ditargetkan dapat menampung 100 siswa per angkatan dan per jenjang. "100 SD, 100 SMP, dan 100 SMA," kata dia.

Proses pembangunan SR permanen sendiri akan dimulai tahun ini. Sehingga, tahun depan SR itu sudah bisa digunakan.

"Anak-anak nanti dapat makan tiga kali sehari, snack dua kali sehari. Gak perlu jajan lagi. Sudah disiapkan semua di Sekolah Rakyat. Anak-anak dapat perlengkapan sekolah, seragam delapan set," papar dia.

Dalam kesempatan itu, Gus Iful juga sempat berdialog dengan orang tua siswa. Salah seorang warga yakni Dodo mengatakan anaknya putus sekolah sejak sekitar sebulan lalu.

Dodo sendiri sehari-hari sebagai buruh lepas. "Anaknya boleh sekolah di Sekolah Rakyat?" tanya Gus Ipul saat dialog, yang dijawab 'boleh' oleh Dodo.

"Raih cita-citanya, belajar sungguh-sungguh. Ini kesempatan yang diberikan pak presiden bekerja sama dengan Kemensos dan bupati Indramayu," jelas dia.

3. Bupati Indramayu singgung kondisi ekonomi masa kecil

Bupati Indramayu, Lucky Hakim saat ditemui di Kantor Kemendagri, Jakarta (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)
Bupati Indramayu, Lucky Hakim saat ditemui di Kantor Kemendagri, Jakarta (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Dalam kesempatan itu, Bupati Indramayu Lucky Hakim, di depan calon siswa dan wali bercerita tentang kehidupan masa kecilnya. Di hadapan calon siswa dan wali, Lucky mengaku berasal dari wong cilik, dan sempat diadopsi saat masih kecil serta dibuatkan akta kelahiran baru. Ia bahkan sempat tidak tahu orang tua kandungnya.

"Sebelum orang tua angkat saya meninggal, dikasih tahu kalau bukan anak kandung. Saya baru tahu saya bukan anaknya," jelas dia.

Saat kembali bertemu dengan saudara kandung, Lucky menjelaskan ada perbedaan yang mencolok antara dirinya yang diadopsi dengan mereka.

"Bedanya badan mereka lebih pendek, mereka rada ganteng. Tapi saya paling ganteng, saya lebih tinggi, cara ngomong saya lebih percaya diri. Apa yang membedakan saya dan adik kandung saya? Asupan gizi dan pendidikan," papar dia.

Dijelaskannya, sosoknya yang kini berpendidikan dan mapan merupakan pengorbanan orang tuanya, apalagi ketika mereka dipisahkan. Ia berharap para siswa SR dapat menjadi 'Lucky Hakim' yang lebih baik lagi.

"Doakan anak-anaknya jadi orang sukses. Di Sekolah Rakyat dibina dan dibiayai. Insya Allah semua lebih baik, Indonesia makin maju, cerdas bareng- bareng, tumbuh setara," kata Lucky.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

Bukan Kasus Baru, 36 Murid Keracunan MBG Cipongkor dari Klaster Kedua

29 Sep 2025, 18:29 WIBNews