e-Fishery Luncurkan Inovasi Baru Tingkatkan Produk Pembudidaya Ikan

Bandung, IDN Times - Perusahaan teknologi akuakultur, e-Fishery, kembali meluncurkan inovasi untuk mendorong produktivitas pembudidaya ikan di Indonesia melalui produk Artificial Intelligence of Things (AIoT), yaitu Katara dan Mas Ahya.
VP AIoT & Cultivation Intelligence eFishery Andri Yadi mengatakan, Katara menjadi produk yang saat ini dibutuhkan oleh pembudidaya ikan maupun udang untuk mengontrol kualitas air. Dengan kontrol yang baik, produksi budidaya dipastikan akan meningkat.
"Ini berdasarkan data base yang kita miliki, memang kualitas air menjadi hal yang penting untuk dijaga dalam aktivitas budi daya, khususnya untuk komoditas yang memiliki kepadatan budidaya yang tingi, seperti ikan lele dan udang," ungkap dia dalam Media Gathering eFishery, di Kota Bandung, Senin (8/7/2024).
1. Kontrol air kolam bisa semakin baik

Menurutnya dengan menggunakan Katara yang merupakan kependekan dari Kualitas Air Nusantara ini, pembudi daya bisa meningkatkan Survive Rate (SR) sehingga muaranya akan terjadi pada peningkatan volume panen.
"bisa meningkatkan SR 70%-80% dalam sekali masa panen, biasanya di 50-60%-an" ungkap dia.
Alat ini sudah dikembangkan setahun ke belakang di mana pembudidaya akan mampu dengan mudah mengontrol kualitas air yang memang sangat menentukan dalam aktivitas akuakultur.
"Walaupun pakannya itu baik tapi kalau kualitas airnya buruk, ya habis sudah, dengan ini pembudidaya bisa mengetahui k tingkat PH air, kandungan amonia dan lain-lain" jelasnya.
2. Risiko penyakit bisa diketahui lebih awal

Dengan alat ini juga, memungkinkan pembudi daya mendapatkan informasi mengenai risiko yang akan timbul saat tidak melakukan perlakuan terhadap kualitas air.
"Ini bisa memberikan informasi, risiko penyakit apa yang akan menjangkit ikan atau udang jika seminggu ke depan tidak dilakukan treathment," ungkapnya.
3. Konsultasi pun kian mudah

Selain itu, pihaknya juga meluncurkan Mas Ahya, singkatan Ahli Budidaya, yang merupakan solusi konsultasi berbasis AIoT yang melayani pembudi daya selama 24 jam penuh. Pertanyaan seputar indikasi penyakit, perkiraan harga saat dipanen hingga informasi mengenai pakan akan dibalas dengan cukup akurat dengan teknologi ini,
"Dengan ini bahkan bisa hanya menggunakan bahasa daerah, itu akan terbaca dan akan dijawab dengan berbasiskan data yang kita miliki," jelasnya.
Dengan ini, ia berharap kuantitas produksi komoditas akuakultur serta ekosistemnya akan terus meningkat.
"Harapannya potensi perikanan di Indonesia bisa dikamsimalkan, dengan menghadirkan solusi di setiap permasalahan yang terjadi di tingkat pembudidaya," tandasnya.